Peringati Hakteknas Ke-28, Kepala BRIN: Ekonomi Berbasis Iptek Akan Selamatkan Indonesia dari "Middle Income Trap"

Kompas.com - 10/08/2023, 18:27 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-28 menjadi momentum penting untuk memperkuat dan menciptakan SDM unggul.

Pasalnya, kata dia, sumber daya manusia (SDM) unggul dibutuhkan sebagai modal dan komponen utama dalam ekosistem riset dan inovasi.

"Riset yang kuat akan mampu menciptakan inovasi unggul untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hanya ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang akan menyelamatkan Indonesia dari middle income trap dan menjadi negara maju pada 2045,” kata Handoko dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Hal tersebut dikatakan Laksana Tri Handoko dalam Peringatan Hakteknas ke-28 yang digelar di Gedung B.J. Habibie, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2023).

Baca juga: Megawati Cerita Proses Terbentuknya BRIN, Berawal dari Pertanyaan Jokowi soal Research Indonesia yang Amburadul

Oleh karena itulah, menurut Handoko, penguatan program untuk menciptakan SDM unggul bidang riset dan inovasi menjadi target utama pemerintah dalam merealisasikan Indonesia maju dan berdaya saing di tingkat global.

“Melalui Deputi Sumber Daya Manusia Iptek, BRIN telah melansir 9 skema Mobilitas Periset sebagai implementasi Manajemen Talenta Nasional bidang Riset dan Inovasi. Mulai dari skema pasca-doktoral, periset tamu, sampai rekrutmen ASN periset berkualifikasi S3,” sebutnya.

Seluruh skema ini dibuka secara luas untuk semua kalangan yang memenuhi kualifikasi. Proses penerimaan dibuka sepanjang tahun berbasis kompetisi melalui situs http://manajementalenta.brin.go.id.

Melalui program Mobilitas Periset, negara melalui BRIN hadir memberikan tempat bagi talenta muda unggul Indonesia untuk mematangkan kompetensi dan berkarir sesuai bidang kepakaran yang diminati.

 

Dengan SDM, infrastruktur dan anggaran yang telah dikonsolidasikan di BRIN, program Mobilitas Periset akan menjadi tulang punggung penciptaan talenta unggul riset dan inovasi Indonesia masa depan.

Baca juga: Megawati Wanti-wanti Peneliti Tak Main-main dengan Dana BRIN

Peringatan Hakteknas kali ini pun menjadi titik balik penguatan talenta muda riset dan inovasi pasca pembentukan BRIN untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain.

Perlu diketahui, peringatan Hakteknas ke-28 ini mengusung tema “Talenta Riset dan Inovasi untuk Indonesia Emas 2045”.

Laksana Tri Handoko mengatakan, tema yang diusung ini sejalan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 21 Tahun 2021 tentang Gugus Tugas Manajemen Talenta Nasional yang langsung berada di bawah koordinasi Presiden Republik Indonesia (RI).

Terkait Keppres itu, BRIN ditunjuk sebagai Koordinator Manajemen Talenta Nasional bidang Riset dan Inovasi.

Untuk diketahui, dalam rangkaian peringatan Hakteknas ke-28 ini juga dilangsungkan penandatanganan kerja sama antara BRIN dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), BRIN dengan Kamar Dagang dan Industri tentang Sistem Registrasi Lembaga Riset (Sebaris), dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan LPDP.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com