BRIN bersama LPDP Gelar Sarwono Award dan Sarwono Memorial Lecture 2023

Kompas.com - 23/08/2023, 21:44 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat memberikan penghargaan SA dan SML 2023 di Auditorium Gedung BJ Habibie, Lantai III, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (23/8/2023).
DOK. Humas BRIN Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat memberikan penghargaan SA dan SML 2023 di Auditorium Gedung BJ Habibie, Lantai III, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (23/8/2023).

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar Sarwono Award (SA) dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) 2023.

Sarwono Award (SA) dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) 2023 merupakan  penghargaan kepada ilmuwan karena jasa dan pengabdian serta reputasinya, baik tingkat nasional maupun internasional dalam bidang ilmu pengetahuan lantaran memberikan sumbangsih nyata bagi ilmu pengetahuan serta kemanusiaan.

SA merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk apresiasi yang bersifat a lifetime achievement kepada individu yang memiliki prestasi dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Penghargaan tersebut juga diberikan kepada individu yang memiliki dampak penelitian yang dimanfaatkan oleh masyarakat, baik melalui kekayaan intelektual (KI) maupun bentuk penelitian lainnya melalui kolaborasi dengan mitra.

Sementara itu, SML merupakan kegiatan keilmuan dalam bentuk orasi ilmiah yang disampaikan oleh individu yang berjasa dalam penemuan, pengembangan, dan penyebarluasan di bidang iptek, serta memiliki kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.

Baca juga: 2.100 Perusahaan dari 36 Negara Akan Ikuti Pameran Indonesia Energy & Engineering

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, sudah selayaknya bagi BRIN sebagai satu-satunya lembaga riset pemerintah di Indonesia untuk menggelar SA dan SML 2023.

"SA dan SML yang dilaksanakan oleh BRIN sebagai lembaga keilmuan terbesar sudah seharusnya menyelenggarakan kegiatan keilmuan yang cerdas dan bergengsi," katanya dalam dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (23/8/2023).

Adapun perwujudannya dengan memberi anugerah dan juga tempat terhormat untuk orasi ilmiah bagi para sosok ilmuwan yang telah mempunyai reputasi nasional dan internasional, serta kontribusinya yang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Menurut Handoko, penggunaan nama “Sarwono” dimaksudkan untuk mengenang jasa pengabdian Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pertama Profesor Doktor Sarwono Prawirohardjo dalam membangun ilmu pengetahuan Indonesia.

Sejak 2001, kuliah ilmiah SML telah dilaksanakan setiap tahun dan sejak 2002 diberikan penghargaan SA. Penghargaan ini diberikan kepada perorangan yang telah menunjukkan prestasi luar biasa dalam ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan.

Baca juga: 6 Tingkatan Pengetahuan Manusia 

Handoko berharap, ke depannya akan muncul lebih banyak sumber daya manusia (SDM) iptek yang unggul sebagai tokoh-tokoh periset nasional yang akan menunjukan karya nyatanya untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa.

“Kontribusi periset dan inovasi untuk memberikan solusi permasalahan bangsa sangat ditunggu-tunggu. Ini merupakan tantangan yang mau tidak mau harus disikapi para periset di Tanah Air,” imbuhnya.

Penerima penghargaan SA dan SML

Penghargaan SA kali ini diberikan kepada Profesor Melani Budianta, salah seorang pelopor perkembangan cultural studies atau kajian budaya di Indonesia.

Sementara itu, SML disampaikan oleh Profesor Jamaluddin Jompa, ahli biologi dan ekologi kelautan yang saat ini sedang menjabat sebagai Rektor Universitas Hasanudin (Unhas), Makassar.

Baca juga: Darmawan Tewas Diduga Dianiaya 3 Oknum Polisi di Makassar

Pemberian penghargaan SA dan SML 2023 diselenggarakan di Auditorium Gedung BJ Habibie, Lantai III, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Sebagai akademisi yang telah merampungkan gelar Doktor di Cornell University Inggris pada 1992, Melani mengabdikan diri dengan mengembangkan ilmu sastra dan culture study di Universitas Indonesia (UI).

Menurutnya, perkembangan sastra tidak terlepas dari masyarakat dan ekosistem sastra itu sendiri.

"Tiap negara tentu berbeda-beda meskipun pada perkembangannya sekarang semua terkoneksi dengan teknologi digital," ujar Melani.

Menurutnya, untuk dapat memahami sebuah karya sastra dapat dilakukan melalui pendidikan literasi kritis antara lain dengan cara membaca.

Baca juga: Perkuat Literasi Menulis Tangan, SiDU Raih Rekor Muri Lomba Menulis Tangan Siswa SD Terbanyak

Dengan begitu, generasi muda dapat membaca Indonesia secara lebih luas.

Hal yang menjadi tantangan menurut perempuan kelahiran Malang, 16 Mei 1954 itu adalah menumbuhkan kesadaran pada generasi muda untuk mengeksplorasi alam di sekitarnya melalui literasi.

"Tantangannya adalah bagaimana kita membangun suatu bangsa yang kritis, berpikir dengan penalaran yang jernih melalui membaca, melalui edukasi yang lebih luas, melihat pengalaman orang lain di tempat lain, di kampung lain bahkan di negara lain," ucap Melani.

Sementara itu, Jamaluddin Jompa sebagai ahli biologi dan ekologi kelautan, saat ini ia menjabat sebagai Rektor Unhas.

Ia juga sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar.

Baca juga: Anam, Anak Seorang Juru Parkir, Jadi Lulusan Doktor Tercepat di Ceko

Pria yang menyelesaikan gelar doktor di Marine Biology Program James Cook University (JCU) Australia pada 2003 itu memiliki pengalaman panjang di bidang biologi terumbu karang dan ekologi pesisir. Ia juga sering bekerja bersama masyarakat pesisir.

Berkat kepakarannya, ia ditunjuk sebagai anggota Penasihat Bidang Ekologi Kelautan untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP).

Jamaluddin dikenal sebagai seorang yang sangat peduli dengan kondisi terumbu karang di laut Indonesia.

Menurutnya, terumbu karang di Indonesia adalah data centre of marine biodiversity.

Baca juga: 7 Wisata Hijau Bumi Journey, Tanam Mangrove dan Terumbu Karang

"Namun ironis memang bahwa salah satu kelompok masyarakat yang miskin itu adalah masyarakat pesisir pulau-pulau kecil di mana terumbu karang berkembang. Jadi di satu sisi terumbu karang ini sangat indah sangat kaya tapi disisi lain kok masyarakatnya masih miskin tak berdaya," ujar Jamaluddin.

Menurutnya, pemerintah memiliki tugas untuk membantu masyarakat mengelola dan memberdayakan terumbu karang. Selain meningkatkan ekonomi masyarakat, hal ini juga bisa membantu terumbu karang berkembang secara berkelanjutan.

Untuk itulah, kata Jamaluddin, penanganan terhadap keberlangsungan terumbu karang diperlukan secara komprehensif.

"Diperlukan edukasi terhadap masyarakat yang baik terutama kepada anak-anak nelayan, sehingga timbul kesadaran bahwa masa depan mereka tergantung di terumbu karang, oleh karena itu jangan dirusak," ucapnya.

 

Bagikan artikel ini melalui
Oke