KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Uno optimistis dampak ekonomi dari penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 (F1H20) Powerboat mampu membangkitkan sektor pariwisata di sekitar Danau Toba yang sempat terdampak pandemi Covid-19.
Acara yang berlangsung pada Jumat (24/2/2023) sampai Minggu (26/2/2023) ini diketahui telah sukses diselenggarakan di Balige, Toba, Sumatera Utara (Sumut).
Menurut Sandiaga, ajang F1H20 di Danau Toba berhasil membuka "mata" banyak pihak yang selama ini meragukan kesiapan salah satu destinasi pariwisata super prioritas itu menjadi lokasi perhelatan event internasional.
"Kita sukses menyelenggarakan F1H20 di Danau Toba. Saya mengapresiasi setinggi-tingginya seluruh pihak yang telah berkolaborasi menyukseskan event ini,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (28/2/2023).
Baca juga: Wamenparekraf Apresiasi Antusiasme Masyarakat Danau Toba terhadap Ajang F1 Powerboat
Apresiasi tersebut, kata dia, juga diberikan kepada masyarakat Sumut yang telah menunjukkan keramahan dan hospitality atau pelayanan yang baik sebagai tuan rumah ajang F1H20.
Pernyataan itu, Sandiaga sampaikan dalam kegiatan "The Weekly Brief with Sandi Uno" yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Senin (27/2/2023).
Ia menilai, kesuksesan penyelenggaraan F1H20 juga menunjukkan bahwa Danau Toba siap menjadi tuan rumah berbagai acara kelas dunia.
Kesiapan tersebut dibuktikan dari tingginya antusiasme penerimaan masyarakat serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Danau Toba.
Saat hadir langsung pada pelaksanaan F1H20, Sandiaga melihat masyarakat hingga pelaku pariwisata telah siap, bahkan mengantisipasi kesiapan menyambut ajang ini di atas dua kali lipat target 25.000 pengunjung.
Baca juga: Sandiaga: Dampak Ekonomi F1 Powerboat Diperkirakan Capai Rp 300 Miliar
Sandiaga menjelaskan, bahwa ajang F1H20 awalnya ditargetkan mampu mendatangkan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat hingga mencapai Rp 220 miliar. Nilai ini di luar dari multiplier effect atau efek berganda yang ditimbulkan acara tersebut.
“Apabila digabungkan dengan efek bergandanya, dampak ekonomi acara itu dapat mencapai Rp 300 miliar,” ucapnya.
Optimistis pencapaian dampak ekonomi tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, terdapat tren pergerakan penumpang (yang masuk di bandara) mengalami peningkatan menjelang acara F1H20.
Untuk diketahui, wisatawan (yang mendarat) di Bandara Udara Silangit meningkat 40 persen dan 83 persen di Bandar Udara Kualanamu. Tren ini meningkat dibandingkan pada Februari 2022 year-on-year (yoy).
Baca juga: 7 Keistimewaan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo
"Ini bekal kami terhadap target 1,2 miliar sampai 1,4 miliar pergerakan-pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dan 7,4 juta masuknya wisatawan mancanegara (wisman)," kata Sandiaga.
Ia berharap, pihaknya terus bisa menarik event berskala internasional menuju ke Indonesia dan destinasi pariwisata super prioritas.
“Kami sedang menyiapkan laporan lengkap, dan (pada) 8 Maret 2023 akan kami sampaikan," ucap Sandiaga.
Meski memberikan dampak positif, ia tidak menutup mata atas kekurangan yang ada selama penyelenggaraan F1H20.
Kekurangan tersebut, khususnya dari segi pelayanan dan fasilitas penunjang, seperti akses infrastruktur, kesiapan toilet, maupun akses bagi disabilitas.
Baca juga: Sekolah di Inggris Terapkan Larangan Pergi ke Toilet Saat Pelajaran, Siswa Ngamuk
"Memang ada beberapa catatan yang nanti akan kami elaborasikan. (Akan) tetapi sebagai ajang pembuka yang pertama, saya sangat optimistis bahwa (F1H20) ini adalah acara yang berhasil mendatangkan geliat ekonomi dan pariwisata, serta ekonomi kreatif di kawasan Danau Toba,” jelas Sandiaga.
Ia mengungkapkan, kesuksesan ajang F1H20 merupakan bukti bahwa Danau Toba cocok untuk menjadi lokasi berbagai acara internasional.
Oleh karena itu, menurut Sandiaga, jumlah investasi harus ditingkatkan, bukan hanya di Balige tetapi juga di beberapa spot destinasi wisata di sekitar Danau Toba.
Adapun salah satu investasi yang akan didorong, sebut dia, adalah ketersediaan hotel bintang 5.
Baca juga: Ternyata, Hotel Bintang Tiga Paling Banyak Beroperasi di Indonesia
"Karena (hotel) bintang 3 pasarnya sudah terkelola dan tersedia. Ada beberapa hotel yang telah berdiri dan beroperasi. Jadi fokus kami sekarang (hotel) bintang 5,” jelas Sandiaga.
Selain hotel bintang 5, lanjut dia, kualitas homestay juga harus ditingkatkan. Utamanya tingkat pelayanan yang lebih baik ke depannya.
Sebagai informasi, dalam kesempatan tersebut juga hadir pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), baik secara daring maupun luring.