KOMPAS.com – Juru Bicara Satgas Penanganan Dampak Covid-19 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf) Ari Juliano Gema mengatakan, saat ini Kemenparekraf tengah menyiapkan program Cleanliness, Health and Safety (CHS).
Hal tersebut sejalan dengan new normal atau kenormalan baru di sarana publik yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Ari mengatakan, tujuan utama dari program CHS adalah untuk menyiapkan destinasi wisata menjadi lebih baik, dan sesuai dengan standar kebutuhan wisatawan dalam kenormalan baru.
Rencananya, program tersebut akan lebih dulu dijalankan di Bali, Yogyakarta, Kepulauan Riau, serta secara bertahap di lima destinasi super prioritas.
Baca juga: Gunung Kidul Siapkan Protokol Kesehatan di Tempat Wisata
Adapun beberapa faktor yang diperhatikan dalam CHS adalah pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan, serta ketersediaan sarana cuci tangan, sabun, dan tempat sampah bersih.
Sementara itu, faktor kesehatan yang diperhatikan adalah koordinasi antara destinasi dengan Satgas Covid-19 daerah dan rumah sakit, pemeriksaan suhu tubuh, gerakan memakai masker, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari berjabatan tangan, serta penanganan bagi pengunjung dengan gangguan kesehatan.
“Faktor keselamatan di antaranya pengelolaan pengunjung, pengaturan jumlah kerumunan dan jarak antar individu, penanganan pengamanan, media dan mekanisme komunikasi penanganan kondisi darurat, dan lainnya,” kata Ari, Rabu (27/5/2020), seperti dalam keterangan tertulisnya.
Kemenparekraf menargetkan, standar dan pedoman penerapan CHS dapat ditetapkan pada akhir Mei 2020. Sedangkan verifikasi CHS di destinasi dilakukan pada Juni hingga Juli 2020.
Baca juga: Bakal Seperti Apa Wisata Candi Borobudur di Era New Normal?
Sementara itu, penerapan skema dan program sertifikasi sendiri ditargetkan berlangsung selama Agustus hingga Desember 2020.
Dengan prosedur tersebut, diharapkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ( parekraf) dapat bangkit lebih cepat.
Selagi Kemenparekraf mencapai target tersebut, Kemenkes telah menyiapkan tatanan normal baru yang akan disosialisasikan secara masif kepada masyarakat.
“Ini merupakan langkah untuk memastikan kesiapan masyarakat menjalankan kenormalan baru, yang akan menggerakkan perekonomian nasional termasuk parekraf,” kata Ari.