KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) siap memasarkan produk 500 pelaku ekonomi kreatif (ekraf) secara cuma-cuma atau gratis.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya dalam acara yang bertajuk Ngobrol Santai Blibli Seller episode ke-40, Senin (18/05/2020).
"Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para pelaku ekraf, seperti, lokasi usahanya harus berada di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek)," kata Nia.
Selain itu, ia mengatakan, syarat lain yakni akun sosial media tidak boleh di mode privat serta followers atau pengikut dari akun pendaftar program ini tidak lebih 10.000 orang.
Baca juga: Kemenpar Panggil Pengusaha OYO dan Red Doors, Untuk Apa?
"Program ini diperuntukkan khusus untuk pelaku ekonomi kreatif bidang kuliner, fashion, dan kriya," sambung Nia.
Terkait hal tersebut, ia mengatakan saat ini sudah ada 4.000 pelaku ekonomi yang mendaftar dan 900 yang mengisi form.
"Nantinya, dari jumlah tersebut akan dikurasi menjadi 500 Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM)," katanya.
Selanjutnya, Nia mengatakan, pelaku ekonomi tersebut akan diberikan pendampingan oleh mentor-mentor profesional mulai dari pengemasan, produk, hingga promosi.
Baca juga: SMF dan Kemenpar Salurkan Pembiayaan Homestay di Mandalika
"Tidak hanya itu, kami juga menyediakan konsultasi gratis dari ahli hukum terkait hak kekayaan intelektual (HKI) yang akan diberikan pada 100 pelaku ekraf terpilih, ” katanya.
Sementara itu, melalui akun instagram @kemenparekraf.ri, Nia menjelaskan, Kemenparekraf memiliki prinsip yang bisa diterapkan bagi UMKM untuk segera beradaptasi di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Kemenparkraf akan menerapkan prinsip Accept, Adapt, Digital, dan Creative Collaboration (AADC)," ungkap Nia.
Dalam keterangan tertulisnya, ia mengatakan accept yang dimaksud adalah masyarakat harus menerima kondisi saat ini untuk dihadapi bersama-sama.
Baca juga: Bantu Pemerintah Atasi Covid-19, PLN dan Mitra Siapkan Dua Tahap Distribusi Bantuan
"Lalu berikutnya adalah adapt, kita harus menyesuaikan dan cepat beradaptasi dengan kondisi saat ini," katanya.
Kemudian, sambung Nia, untuk digital yang dimaksud pada saat ini adalah suatu keniscayaan, UMKM harus segera bertransformasi.
"Dan yang terakhir adalah creative collaboration yang artinya kita harus lebih kreatif dalam berkolaborasi dan berkarya,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Blibli yang sudah memberikan tempat untuk UMKM.
Baca juga: Maruf Amin: MUI Bersama Kemenpar Dapat Mendorong Wisata Halal
Ia pun mendorong masyarakat untuk saling bahu-membahu menjadi pahlawan bagi produk lokal dengan cara ikut berkontribusi dalam program #BeliKreatiflokal dan #BanggaBuatanIndonesia.
Pada kesempatan yang sama, Vice President (VP) Galeri Indonesia Blibli Andreas Ardian Pramaditya menjelaskan, perekonomian Indonesia sedang diuji karena berbagai sektor terdampak Covid-19.
Namun demikian, ia mengatakan Blibli.com sebagai e-commerce atau platform penyedia layanan perdagangan online mendukung UMKM untuk bertahan di tengah pandemi dengan tidak mengambil komisi dari tiap transaksi.
"Kami terus mencari dan memberikan yang terbaik bagi merchant UMKM kami. Di tengah pandemi ini, kami memberi margin nol persen, semuanya kami kembalikan kepada para mereka di tengah pandemi ini," katanya.
Baca juga: Indonesia-Japan Fiesta 2019, Ajang Kemenpar Gaet Wisman Jepang
Ia juga menjelaskan di Blibli saat ini memiliki kanal khusus yaitu Galeri Indonesia yang sengaja disediakan untuk para seller atau penjual UMKM yang telah dikurasi produk-produknya.
"Untuk itu kami butuh komitmen yang kuat dari para seller terhadap produknya, agar kepercayaan masyarakat akan produk lokal bisa terjaga. Dengan begitu, masyarakat bisa bangga pada produk buatan Indonesia," ujarnya.