Pamerkan Budaya Indonesia, Bogor Street Festival CGM Undang Wisatawan Dunia

Kompas.com - 09/02/2020, 13:00 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Salah satu pengunjung dalam acara Bogor Street Festival Cap Go Meh 2020 di sepanjang Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/2/2020).DOK. Humas Kementerian Pariwisata Salah satu pengunjung dalam acara Bogor Street Festival Cap Go Meh 2020 di sepanjang Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/2/2020).

KOMPAS.com – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, Bogor Street Festival Cap Go Meh ( CGM) 2020 menjadi panggung besar lintas budaya dari berbagai daerah di Tanah Air dan mancanegara.

Dia menyebut, semua kekayaan seni dan budaya yang ditampilkan pada event ini sangat menarik. Ini menjadi bukti betapa kaya dan beragamnya destinasi wisata di Indonesia.

“Untuk itu, kami mengundang wisatawan dunia untuk datang ke sini. Selain kekayaan budayanya, alam di Indonesia sangat eksotis,” tegasnya.

Lebih lanjut, Bima menjelaskan, festival ini dikemas secara kolosal di sepanjang Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/2/2020).

Baca juga: Kuliner dan Wisman Eropa Bisa Selamatkan Pariwisata Indonesia karena Virus Corona?

Bertema semangat ‘Ajang Budaya Pemersatu Bangsa’, festival ini memiliki 42 konten dan 30 persennya berasal dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara.

Untuk pos dari mancanegara, event ini mengisinya dengan konten Lan Yang Dance dan Electric Techno Neon Gods.

“Bogor Street Festival CGM 2020 diisi oleh beragam latar budaya. Kami ingin semuanya bersatu dalam warna keberagaman,” ungkapnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Dia pun menegaskan perbedaan tersebut harus dirawat agar menjadi sebuah aset dan kekayaan yang luar biasa.

“Kehadiran mereka di sini telah menebarkan inspirasi dan energi positif,” tambahnya.

Baca juga: Dukung Pariwisata Jatim, Kementerian PUPR Bangun Jalur Lot Sembilan

Sementara itu, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Wawan Gunawan mengatakan perayaan CGM tahun ini semakin kaya.

“Pesan persatuan yang disampaikan memang sangat luar biasa. Menjadi event besar, Bogor Street Festival CGM 2020 ideal sebagai branding potensi wisata,” terangnya.

Senada dengan itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Agustini Rahayu menambahkan, Indonesia memang kaya dengan budaya, bahkan setiap daerah memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing.

Berawal dari festival ini, dia pun mengajak para wisatawan agar bisa berkeliling ke berbagai destinasi di Indonesia.

Baca juga: Liburan Tahun Ini, Jawa Timur Siapkan 445 Acara Pariwisata Menarik

“Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitasnya luar biasa, silahkan jajal kuliner negara kami yang sangat juara," ajaknya.

Penampilan beragam budaya asli Indonesia

Adapun, Bogor Street Festival CGM 2020 menampilkan pameran berbagai budaya Indonesia, seperti pawai baju adat dari 34 Provinsi, hingga karya seni dari beberapa daerah.

Dari Jawa Barat kekayaan budaya ditampilkan berasal dari Bogor, Purwakarta, Karawang, Ciamis, hingga Kabupaten Bandung Barat.

Pada kesempatan ini, Purwakarta menampilkan Nyi Pohaci sebagai representasi dari Dewi Sri (Dewi Padi).

Baca juga: Warga dari Bekasi Sengaja Datang ke Bogor untuk Lihat Perayaan Cap Go Meh

Tak hanya itu, Purwakarta juga menampilkan permainan tradisional egrang. Dalam perkembangannya, Egrang pun terbagi menjadi Pegangan, Pasak, Drywall, dan Pegas.

Daerah Bandung Barat turut menampilkan Sang Hyang Awi karya Arga Studio yang memakai properti bambu dan gerak silat. Tari kontemporer tersebut selalu memberi pesan menarik.

Nuansa bambu juga ditunjukkan daerah Ciamis dalam bentuk Mabokuy.

Mobokuy sejatinya karya seni berbentuk manusia bambu. Unsur pembuatnya garabadan atau beragam peralatan rumah tangga yang terbuat dari bambu.

Semuanya disusun jadi bentuk manusia dalam ukuran raksasa. Seni ini kali pertama ditampilkan dalam HUT Ciamis ke-373 pada Juni 2015.

Baca juga: Bogor Street Festival CGM 2020 Malam Dimeriahkan Sebanyak 40-an Barongsai dan 16 Liong

Tak hanya dari lingkup Jawa Barat, beberapa daerah,seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sumatera Utara (Sumut), Jawa Timur (Jatim), hingga Bali juga turut serta.

NTT, misalnya, memamerkan tarian multi etnik Lego-lego dari Pulau Alor-Pantar yang dibawakan melingkar oleh penari putra-putri.

Sembari menari, ada pembacaan syair Lego-Lego yang berisi nasehat dan penghormatan kepada sesama.

Warna otentik lain dimunculkan Papua dengan Tari E Mambo Simbo yang dibawakan dinamis. Tarian ini bercerita tentang pencarian Mambo oleh anak laki-lakinya.

Baca juga: Bogor Street Festival CGM 2020, Jalan Suryakencana Dipadati Ribuan Pengunjung

Selain tarian, E Mambo Simbo juga dikenal sebagai lagu daerah Papua. Lagu ini bercerita tentang pertemuan ayah dan anak yang lama terpisah.

Liriknya sederhana dan terdiri pengulangan kata, tapi musiknya sangat dinamis. Lagu ini diiringi gitar dan perkusi.

Tarian lainnya juga dibawakan oleh Sulsel dengan Tari Mappadendang. Tarian ini menjadi ungkapan rasa bahagia atas panen padi yang didapatkan.

Mappadendang dilakukan dengan menumbuk lesung yang berisi gabah.

Masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Bugis, percaya bahwa ada warna magis dalam Mappadendang. Sebab, dinilai sebagai ritual penyucian gabah hasil panen.

Baca juga: 6 Pemuka Agama Buka Bogor Street Festival Cap Go Meh 2020 dengan Doa

Karya seni lainnya adalah Tandok dari Sumut. Tandok merupakan rajutan bambu sebagai wadah beras.

Pada perkembangannya, Tandok kini menjadi tarian dan representasi masyarakat Batak yang agraris.

Sementara itu, Jawa Timur menampilkan tarian tradisional yang identik dengan kepala singa berhiaskan bulu merak, yaitu Reog Ponorogo.

Reog Ponorogo semakin menarik dengan kehadiran penari bertopeng dan berkuda lumping. Ada juga warok dan gemblak.

Parade budaya nusantara di Bogor Street Festival CGM 2020 semakin lengkap oleh Ogoh-Ogoh Bali yang dibawakan Brimob Resimen II Pelopor (Pure Natashakti).

Baca juga: Uniknya Perayaan Cap Go Meh Zaman Dulu, Bedakah dengan Masa Kini?

Ogoh-Ogoh merupakan seni patung dalam rupa Bhuta Kala yang menjadi representasi kekuatan alam semesta (Bhu) dan waktu (Kala).

Terkini Lainnya
Tingkatkan Pertumbuhan Pariwisata, Menparekraf/Kabaparekraf Luncurkan Program Karisma Event Nusantara 2024
Tingkatkan Pertumbuhan Pariwisata, Menparekraf/Kabaparekraf Luncurkan Program Karisma Event Nusantara 2024
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Hadiri Penghargaan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Menparekraf: Terima Kasih Seluruh Penggerak Desa Wisata
Hadiri Penghargaan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Menparekraf: Terima Kasih Seluruh Penggerak Desa Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Praktisi Desa Wisata Apresiasi Pendampingan Langsung Program KSW 5.0 di Desa Wisata
Praktisi Desa Wisata Apresiasi Pendampingan Langsung Program KSW 5.0 di Desa Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Optimalkan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Kemenparekraf Gelar Festival Sadar Wisata
Optimalkan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Kemenparekraf Gelar Festival Sadar Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
5 Bukit Cantik di Mandalika, Bisa Lihat Pantai sampai Sirkuit MotoGP
5 Bukit Cantik di Mandalika, Bisa Lihat Pantai sampai Sirkuit MotoGP
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kaya Rempah, 7 Kuliner Legendaris Ini Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Mandalika
Kaya Rempah, 7 Kuliner Legendaris Ini Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Mandalika
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
4 Destinasi Memukau di Sekitar Mandalika, Ada Gili Nanggu hingga Desa Sade
4 Destinasi Memukau di Sekitar Mandalika, Ada Gili Nanggu hingga Desa Sade
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kerak Telor hingga Putu Mayang, Jajanan Betawi Jadi Hidangan Penutup KTT Ke-43 ASEAN
Kerak Telor hingga Putu Mayang, Jajanan Betawi Jadi Hidangan Penutup KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kemenparekraf Suguhkan 3 Kopi Arabika Asal Indonesia untuk Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kemenparekraf Suguhkan 3 Kopi Arabika Asal Indonesia untuk Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Menparekraf Rekomendasikan Belitung sebagai Post-Event Trip Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Menparekraf Rekomendasikan Belitung sebagai Post-Event Trip Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Targetkan Kerja Sama Inklusif dengan ASEAN, InJourney dan HIN Paparkan Potensi KEK Sanur di AIPF 2023
Targetkan Kerja Sama Inklusif dengan ASEAN, InJourney dan HIN Paparkan Potensi KEK Sanur di AIPF 2023
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Lewat “Kita Mulai Sekarang”, Kemenparekraf Fokus Kembangkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Lewat “Kita Mulai Sekarang”, Kemenparekraf Fokus Kembangkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Paviliun Indonesia di ITB Berlin Berpotensi Datangkan Rp 5,3 Triliun,  Begini Respons Menparekraf
Paviliun Indonesia di ITB Berlin Berpotensi Datangkan Rp 5,3 Triliun, Begini Respons Menparekraf
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Targetkan 7,4 Juta Wisman, Sandiaga Promosikan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas Indonesia di Berlin
Targetkan 7,4 Juta Wisman, Sandiaga Promosikan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas Indonesia di Berlin
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kemenparekraf Buka PMB Poltekpar untuk 3.805 Mahasiswa, Sandiaga: Semua Lulusan Terserap Industri
Kemenparekraf Buka PMB Poltekpar untuk 3.805 Mahasiswa, Sandiaga: Semua Lulusan Terserap Industri
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Bagikan artikel ini melalui
Oke