KOMPAS.com - Bupati Majalengka Karna Sobahi mengatakan dalam Majalengka Youth Creation Festival 2019 akan ada kompetisi e-sport.
“Tahun ini untuk kali pertama digelar kompetisi e-sport. Agenda ini tentu menjadi wadah bagi para pecinta games. Apalagi, popularitas e-sport sedang naik,” ungkap Bupati Karna Sobahi, Kamis (4/10/2019).
Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (4/10/2019) dijelaskan, festival dengan tema ‘Colorfull of Majalengka’ akan digelar dari 22 hingga 24 November 2019.
E-sport saat ini jadi komoditi seksi di kalangan milenial. Indonesia pun menjadi pasar terbesar di Asia Pasifik dengan nominal mencapai 941 juta dollar AS atau setara Rp 13 triliun.
Baca juga: Ini Beda E-sports dan Sekadar Main Game
Adapun untuk pasar global pasar e-sport tumbuh 9,6 persen dengan nilai komersial 152 miliar dollar AS.
Akselerasi pertumbuhan pasar e-sports tak lepas dari penetrasi besar e-sport melalui ranah mobile game. Jadi e-sport kini tidak lagi identik dengan game di PC atau konsol.
“E-sport menjadi salah satu daya tarik event. Dengan besarnya potensi, kami tertarik mengembangkan e-sport di sini,” kata Karna Sobahi.
Meski demikian, lanjut Karna, pihaknya akan tetap menampung beragam kreativitas yang berkembang.
Dengan beragamnya daya tarik Majalengka, Bupati Karna yakin akan ada pergerakan wisatawan akan besar datang wilayahnya. Hasilnya pariwisata pun akan terus tumbuh di masa mendatang.
Majalengka Youth Creation Festival merupakan pesta yang ditujukan bagi generasi milenial, makanya selain kompetisi e-sport ada pula lomba foto dan video, pertunjukan musik, produk kreatif, dan kuliner.
Untuk lomba foto total hadiah yang akan diberikan panitia sebesar Rp 5 juta. Rinciannya, juara satu mendapat Rp 2 juta, runner up Rp 1,5 juta, posisi ketiga Rp 1 juta dan karya favorit Rp 500.000.
Nah, bagi pecinta kuliner di festival tersebut menyajikan pula stand kuliner dengan menu makanan khas Majalengka.
Baca juga: Paralayang di Majalengka, Disuguhi Panorama Gunung Ciremai dan Hamparan Sawah
Perlu diketahui, Majalengka yang dijuluki Kota Angin ini memang memiliki beberapa kuliner khas. Misalnya Jalakotek, Mangga Gedong Gincu, juga Oncom Goreng.
Tak kuma itu, kabupaten ini juga terkenal dengan produk kecap, ampas kecap, gula cakar, tutut, dan kalua jeruk.
Sementara itu, Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Hariyanto mengatakan, Majalengka tahu bagaimana cara untuk mengoptimalkan potensinya.
“Majalengka memiliki beragam produk kreatif dan kuliner. Komposisi tersebut ideal untuk menarik wisatawan milenial. Pangsa pasarnya besar dan event ini akan mengatrol pergerakan wisatawan milenial di Majalengka,” papar Hariyanto.
Apa yang dilakukan Pemkab Majalengka dalam membidik pasar milenial di bidang pariwisata bukanlah tanpa sebab.
Pasalnya dalam industri pariwisata, kaum milenial menjadi pasar yang seksi. Ini karena traveller milenial punya kontribusi hingga 51 persen terhadap pasar pariwisata dunia.
Apalagi merujuk data The United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA) 2014, Asia menjadi rumah bagi populasi milenial hingga tahun 2030.
Diproyeksikan pada 2019 ini, potensi pasar milenial mancanegara yang dioptimalkan 6 juta hingga 7 juta orang. Jumlah ini sepertiga dari target wisatawan mancanegara (wisman) 2019,s edangkan pergerakan milenial lokal diperkirakan mencapai 28 Juta orang.
Berangkat dari data itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi pelaksanaan Majalengka Youth Creation 2019. Menurutnya festival ini menjadikan Majalengka sebagai destinasi ideal bagi wisatawan milenial.
“Kami sangat yakin pergerakan wisatawan khususnya milenial akan terus tumbuh kompetitif di Majalengka,” tutup Menpar Arief Yahya.