KOMPAS.com – Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti Aghi Pradipta menjelaskan, seorang pemandu wisata memiliki tanggung jawab penuh terhadap wisatawan yang dipandunya.
Oleh karena itu, mereka harus mempersiapan semua hal dengan matang.
“Termasuk memperhatikan prosedur kesehatan, keselamatan, peraturan-peraturan atau kearifan lokal, dan lain-lain,” ujarnya.
Pasalnya, kata dia, pemandu wisata memiliki tugas untuk menjelaskan rencana perjalanan kepada pelancong atau turis yang menjadi tamunya.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (28/9/2019) Aghi menjelaskan, agar kegiatan wisata berjalan dengan baik, seorang pemandu wisata harus memiki itinerary atau daftar tur dan aktivitas harian.
Baca juga: Menpar: Pemandu Wisata Berperan Penting Memajukan Pariwisata
Idealnya, seorang pemandu wisata memiliki dua buah itinerary. Pertama, untuk diberikan kepada klien. Kedua, untuk diri sendiri.
Itinerary tersebut, papar Aghi, harus disusun secara teliti dengan beberapa keterangan untuk sightseeing stop, hotel, restoran, jam pertunjukan, dan lain sebagainya.
Sementara itu, dosen STP Trisakti Pusparini menambahkan, pemandu wisata juga harus mampu melakukan kegiatan yang bersifat intepretasi.
Misalnya melakukan tafsiran, penjelasan, makna, arti, kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap suatu objek yang dihasilkan dari pemikiran mendalam.
“Penafsiran menggabungkan pembelajaran dan hiburan. Dalam hal ini, partisipasi dan interaksi peserta dibangkitkan,” jelas Pusparini.
Baca juga: HPI Raja Ampat: Berdayakan Pemandu Wisata Lokal
Untuk itu, kata dia, pertanyaan wisatawan wajib dijawab dengan benar, sopan, dan bersahabat. Apabila informasi yang diperlukan berada di luar wawasan, jawaban bisa dicari dari sumber lain.
Materi tersebut, keduanya sampaikan dihadapan 40 pemandu wisata Kendal dalam acara Pelatihan Dasar Sumber Daya Manusia ( SDM) Kepariwisataan, di Tirto Arum Baru, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (26/9/2019).
Kegiatan yang digelar Kementerian Pariwisata itu menjadi upaya untuk meningkatkan kecakapan para pemandu wisata. Kegiatan digelar selama dua hari, pada 26-27 September 2019.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata ( Kemenpar) Ni Wayan Giri Adnyani, pelatihan tersebut merupakan implementasi dari program pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia diberbagai sektor.
“Dengan mengusung tema ‘SDM Unggul Indonesia Maju’, pemerintah menetapkan tahun 2019 menjadi tahun SDM. Dimana, SDM merupakan landasan utama dan berfungsi sebagai pondasi atas keberhasilan usaha pariwisata,” terangnya.
Atas dasar itu, Kemenpar kemudian menggulirkan beberapa program, termasuk pelatihan dasar SDM kepariwisataan. Pelatihan diberikan untuk masyarakat umum, pelaku industri, pendampingan desa wisata, sosialisasi sadar wisata, pelatihan asesor kompetensi, hingga sertifikasi kompetensi.
“Khusus sertifikasi kompetensi, dilakukan sebagai bentuk antisipasi untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Sebab, SDM antar negara ASEAN akan bebas bergerak mencari kerja di negara anggota,” papar Giri.
Baca juga: DPRD Minta Pemprov Bali Awasi Pemandu Wisata Ilegal
Menurutnya, SDM yang bagus akan membuka peluang untuk merebut pasar pencari kerja di luar negeri. Namun, jika SDM tidak memadai, hal yang terjadi malah sebaliknya.
Terkait pemilihan Kendal sebagai salah satu tempat pelatihan pemandu wisata, Menteri Pariwisata (menpar) Arief Yahya menjelaskan, Kendal dipilih karena menjadi kawasan pendukung Borobudur, yang merupakan destinasi super prioritas.
Tak hanya itu, menurutnya, pariwisata Kendal dan Jawa Tengah memang harus diperkuat dengan berbagai program yang optimal.
Menurut Arief, dengan pelatihan SDM kepariwisataan tersebut, dapat dipastikan pariwisata di Kendal akan semakin berkembang dan maju.
“Dengan pelatihan ini, diharapkan menjadi tambahan suplemen bagi pemandu wisata di daerah setempat. Sebab, keberadaan pemandu wisata memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan pariwisata,” ucap dia.