KOMPAS.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ( NTT) adalah bukti budaya bisa bernilai ekonomi.
Hal tersebut diutarakannya dalam menyambut perilisan program pembangunan homepod, penginapan portabel berbentuk rumah telur dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pada hari ini, Jumat (20/9/2019).
"Budaya jadi salah satu alasan wisatawan mau liburan ke suatu daerah, khususnya turis mancanegara," ucap dia sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima.
Maka dari itu, imbuh dia, dirinya mengimbau kepada seluruh pihak untuk senantiasa melestarikan budaya daerahnya masing-masing.
Baca juga: Perkuat Konsep Nomadic Tourism, Kemenpar Bangun Homepod di Labuan Bajo
Khususnya para pegiat kebudayaan untuk mampu menghasilkan daya kreasi yang bernilai komersil tinggi.
"Semakin dilestarikan, akan makin menyejahterakan,” ujar Menpar.
Sebagai informasi, homepod merupakan bangunan semi-fixed yang bertujuan memperkuat konsep nomadic tourism Kemenpar. Beratnya sekitar 2 ton dan bisa dibongkar pasang.
Homepod yang dibangun terdiri dari dua lantai, dilengkapi dengan fasilitas televisi, AC, pemanas, dan lain sebagainya.
Baca juga: Menpar: Forestra 2019 Jadi Tanda Pulihnya Pariwisata di Lembang
Sementara itu, Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Destinasi Regional III Kemenpar, Harwan Eko Cahyo menjelaskan pembangunan homepod ini merespon atas tingginya kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo.
Tercatat pada 2018 ada 91.330 wisman berkunjung ke Laboan Bajo, sedangkan wisatawan nusantara (wisnus) 71.132.
"Kemenpar memproyeksikan pada 2019 akan ada 500.000 wisman dan 1 juta wisnus berkunjung ke Laboan Bajo," terang Harwan.
Senada dengan Harwan, Kepala Desa Liang Ndara Carolus Vitalis menyebut wisatawan yang berkunjung ke desanya baik lokal dan mancanegara cukup fantastis.
Baca juga: Dibutuhkan Komitmen Semua Pihak Agar Pariwisata Maratua Mendunia
Dirinya mencatat, dalam periode Januari hingga Agustus, sebanyak 1466 wisatawan berkunjung di setiap sanggar seni di Desa Liang Ndara.
"Liang Ndara sudah bisa meraup nominal Rp 151 juta per sanggar. Wisman yang datang kebanyakan dari Australia, Singapura, Prancis dan Amerika Serikat," ujar Carolus.
Carolus menambahkan length of stay (lama waktu tinggal) wisatawan juga panjang sehingga uang dari wisatawan terus mengalir deras.
"Rata-tara di atas 14 hari. Malah ada turis Prancis yang menyewa homestay sampai satu tahun," papar Carolus.