KOMPAS.com - Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata ( Kemenpar), Indroyono Soesilo, mendukung segala bentuk peningkatan sport tourism yang ada di Pulau Nias.
Menurutnya, sport tourism merupakan momentum bagus untuk mempromosikan wisata di Pulau Nias mengingat wisatawan mancanegara akan berbondong-bondong datang ke sini.
Hal tersebut dikatakannya saat menyikapi pamor event Surfing Internasional Nias Pro 2019 yang digelar 10 hingga 15 September ditingkatkan oleh Pemerintah Daerah Nias Selatan selaku penyelenggara.
“Menjadi rangkaian dari kegiatan Sail Nias 2019, tahun ini kategori Nias Pro meningkat. Tahun lalu 1500 Qualifying Series (QS) kini menjadi 3000 QS, hadiahnya juga lebih besar," ucap dia sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima, Rabu (11/9/2019).
Baca juga: Menpar Sumringah Posisi Indonesia di Peringkat Pariwisata Dunia Naik
Perlu diketahui, Surfing Internasional Nias Pro 2019 merupakan ajang sport tourism Pulau Nias yang digelar setiap tahun dengan mengambil lokasi di Pantai Sorake.
Pantai Sorake sendiri dikenal sebagai pantai yang memiliki ombak ganas. Maka tak heran, kejuaraan tahun ini mampu menarik minat atlet selancar kelas dunia untuk bertanding.
“Statusnya juga sudah QS karena dapat menambah poin bagi para peselancar di peringkat dunia," ujar Indroyono.
Dirinya mengatakan, para atlet selancar yang akan ambil bagian berasal dari sejumlah negara.
Baca juga: Kemenpar Genjot Pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas
Di antaranya Australia, Portugal, Jepang, Venezuela, Amerika, Perancis, Afrika Selatan, Argentina, Chile, Brazil, Spanyol, New Zealand, Peru dan tentunya Indonesia.
Selain itu, peselancar lokal dari Nias Selatan juga akan unjuk gigi.
"Pak Presiden rencananya akan hadir pada tangga 14 September mendatang," terang Indroyono.
Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan sport tourism adalah cara efektif mendatangkan wisatawan mancanegara dan menguntungkan secara ekonomi.
Dirinya memaparkan, para atlet tersebut tidak datang sendiri, mereka membawa tim, keluarga, dan pendukung.
Belum lagi sport tourism yang menjadikan alam sebagai venue membutuhkan adaptasi bagi para atlet, sehingga mereka akan datang lebih awal.
"Ini membuat length of stay mereka menjadi panjang, jelas menguntungkan buat daerah," tutup Menpar.