KOMPAS.com - Delapan paket wisata siap dirilis pada Agustus 2019. Ini dilakukan sebagai upaya untuk menggenjot pariwisata Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Adapun paket wisata yang telah diuji coba pada 24 hingga 27 Juli 2019 lalu ini terdiri dari Tradisional Dress Experience (Trade), Bentor atau Cycling Historical Tour (Benchit), Tour of the Mosque, hingga Literature Tour (Littour).
Kemudian empat lainnya yakni, Cultural Performance (Culper), Gurindam Experience (Gurex), Tanjak Experience, dan Cooking Class (Cooclass).
Guna menyukseskan program tersebut, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengimbau agar pihaknya melakukan konsep pemasaran produk secara maksimal.
"Selain mengandalkan Travel Agent (TA) atau Tour Operator (TO) dan hotel, produk ini bisa ditawarkan melalui berbagai program sales mission. Ini karena, konsepnya unik dan menarik," ujar Arief dalam keterangan resminya.
Tak hanya itu, kata Menpar, pasarnya juga familiar dengan kekuatan budaya dan alam di Pulau Penyengat yang luar biasa eksotis.
Baca juga: 5 Destinasi Unggulan di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau
Hal tersebut lantas disambut baik oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang Surjadi.
Ia mengungkapkan, selain menyiapkan konsep distribusi paket, pihaknya juga telah bekerja sama dengan beberapa TA atau TO.
Tak hanya offline, strategi pemasaran online pun ditempuh lewat penyediaan situs Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dan media sosial lainnya.
Mengenai paket, setiap paket nantinya akan menawarkan konsep menarik dengan dukungan interpreter atau penerjemah yang memberikan informasi lengkap.
Tour of the Mosque misalnya. Dengan paket ini wisatawan memiliki ruang luas untuk mengeksplorasi Masjid Raya Sultan Riau yang masuk cagar budaya bersama 16 destinasi lainnya.
Baca juga: Masjid di Pulau Penyengat, Konon Dibangun dengan Bahan Putih Telur
Perlu diketahui, ada banyak filosofi menarik dari detail bangunan Masjid Raya Sultan Riau yang mengadopsi arsitektur Melayu, Arab, India, dan Turki.
Contohnya tujuh pintu yang ada di masjid tersebut. Jumlah ini menandakan filosofi dari 7 ayat Al-Fatihah yang artinya pembukaan.
Di masjid tersebut wisatawan juga akan diajak menyusuri tradisi unik yang masih terjaga, yaitu ritual bayi menginjak tanah. Asal tahu saja tanah yang digunakan berasal dari Mekah dan sudah ada sejak 1826.
“Setelah uji coba ini, pasti kemasan konten paket wisatanya akan semakin bagus. Saat dirilis, pasar pasti akan memberi respon positif karena mereka bisa menikmati keunikan destinasi secara utuh,” papar Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.