KOMPAS.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendukung inisiatif PT Angkasa Pura II (Persero) mengimplementasikan konsep general aviation demi meningkatkan gairah pariwisata Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Menpar saat menghadiri seminar General Aviation for Tourism dengan tema Jurus Jitu General Aviation Mendukung Pariwisata Indonesia, di éL Royale Hotel & Resort, Banyuwangi, Jumat (26/7).
Arief Yahya mengatakan, kelemahan terbesar Indonesia dalam menarik wisatawan asing datang hanya dari sisi akses.
“Wisatawan asing mau datang ke Indonesia itu 70 persen menggunakan angkutan udara, harus diakui bahwa kita memiliki keterbatasan akses moda darat atau laut untuk menjangkau destinasi wisata,” ucap Arief Yahya sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima, Sabtu (27/7/2019).
Baca juga: Menpar Arief Yahya: Rugi Kalau Ragu Investasi di Sektor Pariwisata
Dari sisi kapasitas bandara yang dikelola AP II, Menpar melihat masih terdapat slot penerbangan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk penerapan general aviation, Bandara Banyuwangi contohnya.
“Terapkan hal tersebut dengan konsep sharing economy, kami ( Kemenpar) mendukung upaya AP II untuk menjadi pionir pengelolaan bandara untuk general aviation,” ucap dia.
Sebagai informasi, general aviation adalah layanan penerbangan umum yang mencakup berbagai jenis aktivitas komersial dan non-komersial.
Beberapa di antaranya meliputi penerbangan pribadi, pelatihan penerbangan, ambulans udara, pemadaman kebakaran udara, penyewaan udara, penerbangan terpencil, dan gliding.
Baca juga: Arief Yahya: Visi Tanpa Aksi itu Fantasi, Aksi Tanpa Visi itu Sensasi!
Adapun jenis pesawat yang digunakan dalam general aviation meliputi pesawat eksperimen, pesawat sport dan jet ringan yang tidak digunakan oleh maskapai penerbangan.
Sementara itu, Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin mengatakan langkah ini sebagai bentuk upaya membantu pemerintah untuk mengembangkan industri pariwisata nasional.
“Presiden Jokowi sendiri telah mencanangkan industri pariwisata sebagai core economy baru negara ini. Untuk itu kami ingin menjadikan Bandara Banyuwangi sebagi pilot project general aviation ini," ujar Awaluddin.
Ke depan, selain Bandara Banyuwangi, AP II berencana melirik bandara lainnya yang dinilai cocok untuk general aviation. Contohnya seperti, Bandara Silangit, Sumatera Utara (Sumut), demi memudahkan wisatawan menghemat waktu mengunjungi destinasi wisata di sana.
Di sisi lain, Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standarisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan mengingatkan ada beberapa standar keselamatan yang harus dipenuhi pelakunya.
“Misalnya, untuk yang ingin melakukan penerbangan malam baik untuk latihan atau wisata harus melengkapi standar kelengkapan pesawat demi menjamin keamanan. AirNav mendukung general aviation, namun regulasinya harus menyesuaikan,” kata Yurlis.