KOMPAS.com - Danau Toba memiliki potensi besar sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia. Kawasan ini dinilai sangat strategis untuk menaikan arus kunjungan wisatawan.
"Danau Toba memiliki citra mendunia dengan alam dan budayanya yang eksotis," tutur Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata ( Kemenpar) Rizki Handayani di Jakarta, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Jika dilihat dari aspek atraksi, aksesibilitas dan amenitas, Danau Toba sudah memiliki semuanya. Destinasi ini memiliki banyak opsi atraksi, seperti atraksi Gajah di Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Eden, Bukit Kasih dan Bukit Doa.
Ada juga Huta Ginjang, Pulau Samosir, Hot Spring Sipoholon dan Sipinsur. Tak ketinggalan atraksi budaya, yakni Tari Tor Tor, Bertenun Ulos, Desa Wisata Ambarita dan Desa Wisata Tomok.
Baca juga: Melihat Keindahan Danau Toba dari Ketinggian
Untuk aksesibilitas udara didukung oleh Bandara Silangit dan Bandara Kualanamu. Jalur laut terhubung dari Pelabuhan Belawan, Tanjung Balai Sahan dan Kuala Tanjung.
Sementara itu, di jalur darat ada 4 ruas jalan tol dan Jalan Lingkar Danau Toba sepanjang 366 kilometer (KM). Ada juga Jalan Lingkar Pulau Samosir sepanjang 145 Km.
Besarnya potensi yang dimiliki, membuat Danau Toba memiliki pekerjaan rumah besar pula. Kawasan tersebut ditargetkan menarik arus wisatawan mancanegara (wisman) hingga 1 juta orang pada 2020.
Target ini wajar karena pergerakan wisman di awal 2019 cukup kompetitif, khususnya pemegang paspor Malaysia.
Pada triwulan pertama 2019, arus wisatawan Malaysia mencapai 30.003 orangatau sebesar 59,9 persen dari kuota total. Singapura di tempat kedua dengan 4.098 orang wisatawan atau 8,97 persen.
Untuk membantu meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Danau Toba, Kemenpar menyelenggarakan kegiatan Promosi Danau Toba di 3 kota, yakni Denpasar, Batam, dan Palembang. Format yang digunakan adalah table top dengan sistem Business to Business (B2B).
Promosinya mulai dilakukan sejak 21 Juni 2019 lalu di Denpasar, Bali. Batam menjadi kota kedua yang disambangi pada, Rabu (2/7/2019), bertempat di Hotel Nagoya Hill Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Rangkaian kegiatan akan berakhir di Palembang 10 Juli 2019 nanti.
"Kami menyambut terbuka kehadiran industri pariwisata Danau Toba. Hal ini tentu akan menjadi mitra bisnis yang bagus. Destinasi Danau Toba luar biasa, lalu potensi wisman di Batam sangat besar," ujar epala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar.
Program B2B Promosi Danau Toba yang diadakan Kemenpar itu, diikuti oleh 10 seller asal Sumatera Utara. Komposisinya, yaitu 5 seller dari Travel Agent atau Tour Operator, dan 5 seller dari Hotel.
Adapun buyer-nya berjumlah 50 pada setiap kota yang disinggahi. Jadi, seluruh seller asal Sumatera Utara ini akan bertemu dengan total 150 buyer yang beragam karakteristiknya.
“Bertemu dengan banyak buyer tentu menjadi keuntungan. Kami berharap, sinergi tersebut akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sebab, bisnis dengan memakai Danau Toba sebagai porosnya sangat menjanjikan," terang Rizki dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/7/2019).
Baca juga: Kemenpar Ajak Warga Sekitar Danau Toba Tingkatkan Layanan Pariwisata
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun mendukung program promosi tersebut. Menurut dia, penguatan jaring wisatawan merupakan hal penting. Apalagi, Danau Toba didukung dengan atraksi, aksesibilitas, dan amenitas luar biasa.
"Dengan branding melalui tiga kota tersebut, arus wisatawan akan semakin optimal. Sama seperti Denpasar, respon positif juga akan diberikan Batam. Sebab, potensi wisman di Batam juga besar,” terang Menpar.
Asisten Deputi (Asdep) Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menjelaskan, bisnis wisata Danau Toba menjanjikan karena pergerakan wisatawan tumbuh konpetitif di sana. Pengaruhnya pun sangat positif bagi perekonimian warga sekitar.
"Hal ini akan semakin bagus kalau slot wisman diperbesar. Sebab, potensi Destinasi Danau Toba sangat besar untuk dikembangkan. Seluruh aspek sangat mendukung,” jelas Dessy.
Dampak positif pergerakan wisman di Danau Toba pun sudah dirasakan oleh warga dan berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sejak 2017.
Baca juga: Kemenpar Kembangkan Wisata Kuliner dan Belanja di Kawasan Danau Toba
Sepanjang 2017, total PAD 8 kabupaten di sekitar Danau Toba Rp 942,4 Miliar. Angka itu naik 71,4 persen dari 2016, yang memiliki angka riil Rp 549,9 Miliar.
Kabupaten yang merasakan peningkatan PAD cukup signfikan adalah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Toba Samosir.
Pada 2017, PAD Humbang Hasundutan berada di angka Rp85,6 Miliar. Jumlah tersebut naik 103,3 persen dari 2016. Pun demikian dengan Toba Samosir yang meraup PAD Rp54,8 miliar.
Dampak lebih luas diterima Sumatera Utara pada 2018. Sebab, pergerakan wisman mencapai angka 301.035 orang atau surplus 39.299 orang dari tahun sebelumnya.