KOMPAS.com – Tampak sejumlah penari pria asal Merauke datang dengan membawa peralatan berburu seperti panah lenglkap demgan busurnya. Mereka digambarkan layaknya sedang berburu.
Tiba-tiba, datang lagi segerombolan penari dengan membawa peralatan perang seperti tombak. Alhasil, terjadilah perperangan antar kedua kelompok penari tersebut.
Namun, kedua belah pihak sama-sama menjadi korban. Kemudian, masuklah penari wanita.
Mereka mengobati dan berdoa untuk kedua belah pihak. Setelah para penari pria bangun, senjata-senjata yang ada kemudian dilucuti. Penari pria dan wanita pun sama-sama menari Sajojo.
Kejadian di atas bukanlah sebuah perperangan yang terjadi secara nyata, melainkan sebuah tarian khas Papua.
Baca juga: Konser Musik Malaka 2019 Tampilkan Tari Kolosal Tanah Timor
Tarian yang diberi nama Tari Berburu, Tari Perang, Tari Mambri, dan Tari Sajojo itu merupakan suguhan pembuka dalam opening ceremony Festival Crossborder Sota 2019, Jumat (14/6/2019).
Tak hanya itu, makna yang ada dalam tarian sangat luar biasa, yakni mengajarkan kebersamaan. Hal inilah yang kemudian membuat pembukaan Festival Crossborder Sota 2019 menjadi spesial.
"Atraksi budaya Papua, seperti tari-tarian, selalu mampu menarik minat wisatawan. Terbukti, kali ini tarian Papua juga bisa membuat para pengunjung tertarik. Apalagi, kali ini ada pesan yang disampaikan dalam tarian itu,” papar Ricky.
Sementara itu, Wakil Bupati Merauke Sularso yang hadir dalam pembukaan festival tersebut mengaku sangat senang dengan adanya event ini. Untuk itu, ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata.
"Saya sangat berterima kasih buat Kemenpar. Karena sentuhan dan kebijakan Kemenpar menyentuh Merauke. Juga telah mengangkat potensi yang ada di Merauke," ungkapnya.
Baca juga: Aksi Enerjik Ras Muhamad Tutup Festival Crossborder Skouw 2019
Di samping seni budaya, lanjut Sularso, semua potensi diangkat, seperti budaya unggulan, budaya Marin Anim dan perpaduan budaya dengan negara tetangga, Papua Nugini.
"Pariwisata bisa untuk percepatan pembangunan. Hal itu sesuai visi presiden dan bupati. Kami harus bersama-sama memajukan Merauke melalui pariwisata,” katanya.
Di tempat berbeda, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun memberikan apresiasinya atas pembukaan Festival Crossborder Sota 2019.
"Event ini mempunyai banyak makna. Pertama, mengangkat potensi yang ada di Merauke. Kedua, mendatangkan wisatawan asal Papua Nugini,” papar Mantan Dirut PT Telkom itu.
Arief menjelaskan, festival crossborder seperti ini bisa menjadi senjata pamungkas untuk memenuhi target kunjungan wisatawan tahun ini.
Baca juga: Kejar Target 20 Juta Wisman, Indonesia Hadir di ATM Dubai