KOMPAS.com – Kota Batam menggelar acara Kunjungan Muhibah Bugis Melayu Serumpun di Ibis Style Hotel. Event yang digelar Sabtu (27/4) malam terlebih sukses karnea dihadiri 219 wisatawan mancanegara asal Singapura.
Ke-219 memiliki alasan khusus datang ke acara tersebut karena merupakan keturunan Suku Bugis Melayu. Dengan kata lain, mereka memiliki ikatan batin.
Kepala Bidang Area II Asdep Pemasaran Regional I, Trindiana M. Tikupasang mengatakan, Kunjungan Muhibah Bugis Melayu Serumpun adalah cara untuk melestarikan kebudayaan dan mengangkat kemabli kejayaan Melayu Bugis.
“Acara itu juga untuk merajut kebesaran sejarah Bugis Melayu yang pernah gemilang melalui kuliner, pentas musik, dan tarian,” ujar Trindiana yang menghadiri acara tersebut.
Sementara itu, perwakilan Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Wuryanta menyatakan, acara tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan. Ini karena event Kunjungan Muhibah Bugis Melayu Serumpun sangat kental dengan budaya Bugis dan Melayu.
"Salah satu kebudayaan yang ditampilkan adalah Tari Bugis dan Paduppa," ujar Wuryanta yang juga hadir di acara tersebut.
Tarian itu pun dibawakan dengan sangat indah oleh Sanggat Wan Sendari. Paduppa sendiri merupakan tari sambutan buat tamu yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Selain itu, diperdengarkan juga lagu-lagu Melayu dan Bugis. Diantaranya lagu Balo Lipa, Tak Akan Melayu Hilang di Dunia, Tana Ogi Wanuakku, dan Zapin Pusaka.
Nuansa budaya makin kental terasa saat tari Melayu, Pulau Putri, ditampilkan. Namun yang paling seru, saat seluruh undangan diajak mengikuti Joget Lambak Bersama-sama.
“Selain mampu menyajikan atraksi-atraksi modern, Batam juga mempertahankan budayanya. Bahkan diperkenalkan. Seperti dalam Muhibah Bugis Melayu ini,” kata Dessy memberikan apresiasinya.
Hal senada disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ia mengingatkan betapa berharganya melestarikan kebudayaan.
“Budaya itu semakin dilestarikan akan semakin meeyejahterakan. Nilainya akan semakin tinggi. Culture ini juga menjadi magnet untuk menarik wisatawan. Muhibah Bugis Melayu ini adalah contoh yang baik. Apalagi merupakan perpaduan dua budaya yang berbeda,” katanya.