KOMPAS.com – Pasar Bathok siap beroperasi penuh pada September 2019 mendatang. Saat ini pihak Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Blitar sedang melakukan pengembangan kawasan pasar. Wajah Pasar Bathok akan didandani menyeluruh agar tampil instagramable.
“Untuk operasi penuhnya baru dilakukan September. Tanggalnya masih tentatif karena kami harus memastikan venue-nya siap 100 persen. Untuk proses pengembangan masih dilakukan saat ini,” ungkap Koordinator GenPI Blitar Zafanya Listia V, Sabtu (20/4/2019).
Hal itu juga tertulis dalam laporan yang diterima Kompas.com, Minggu (21/4/2019).
Pasar yang berlokasi di Jalan Kali Glagah, Tanjungsari, Sukorejo, Blitar, Jawa Timur ini memiliki potensi luas lahan menjanjikan. Untuk itu, pengembangan masif akan dilakukan.
Rencananya, pasar ini akan mengembangkan banyak spot untuk selfie. Panggung besar multifungsi juga akan didirikan yang dapat digunakan untuk live music serta pertunjukan teater dan tari.
Tak hanya itu, agar semakin menarik nantinya Pasar Bathok akan menggunakan mata uang bathok atau tempurung kelapa sebagai alat transaksinya. Pecahannya dimulai Rp 2.500, Rp 5.000, Rp 7.500, hingga Rp 10.000.
Potensi besar
Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Don Kardono mengatakan, Pasar Bathok memiliki potensi yang cukup besar.
“Destinasi ini memiliki modal berupa lahan yang bagus. Posisinya juga strategis. Meski baru dibuka September, kami yakin Pasar Bathok akan cepat berkembang. Mereka didukung banyak aspek yang positif,” kata Don.
Lebih lanjut, Don menambahkan, posisi Pasar Bathok juga strategis karena bersinergi dengan Desa Wisata Kampung Bathok, yang merupakan penghasil berbagai kerajinan tangan berbahan baku bathok.
“Di sini banyak experience yang ditawarkan. Pengunjung bisa mendapatkan banyak hal terkait aktivitas kreatif pengolahan bathok dan lainnya. Dan, Blitar memang terkenal dengan craft dari bahan baku bathok,” terang dia.
Wilayah Blitar dikenal sebagai sentra industri kerajinan tangan berbahan baku tempurung kelapa. Mulai dari fashion, hiasan rumah, topeng, dan berbagai alat rumah tangga lainnya.
Produk berbahan baku tempurung kepala sudah menjadi komoditi ekspor sejak lama ke beberapa negara, seperti Malaysia dan Thailand. Pada 2012, omzet pengrajin dapat mencapai Rp 70 Juta per bulan dengan modal relatif kecil.
Dengan seluruh potensi yang dimiliki, diperlukan branding besar-besaran. Menurut Don, promosi dan branding bisa dilakukan GenPI Blitar dengan memanfaatkan media sosial yang ada.
“Dengan keberadaan GenPI Blitar, seluruh potensi yang ada bisa dibranding maksimal. Kemasan promosinya pasti lebih menarik. Sebab, GenPI sudah terbukti kreatif dan inovatif. Sembari menunggu aktivasi pasar, optimalkan terus fungsi media sosial untuk promosi,” ucap Don.
Untuk itu, GenPI mengimbau masyarakat untuk bersabar menunggu Pasar Bathok resmi dibuka dan semua sisinya bisa dikunjungi.
“Manajemen Pasar Bathok butuh waktu untuk mengoptimalkan potensinya. Pastinya, setiap update perkembangan pasar ini akan disampaikan kepada publik,” papar Koordinator GenPI Nasional Mansyur Ebo.
Sebagai informasi, soft launching Pasar Bathok sudah dilakukan 24 Maret 2019. Acaraya dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti live music, senam sehat, dan lomba dolanan anak.
Ada juga pasar kuliner dengan beragam kuliner khas Blitar, yakni pecel, ketan, gulali, dan jajan pasar lainnya. Digelar juga workshop pengolahan bahan baku bathok.