Bukan Hanya Konser Musik, KMP-MK 2019 Tawarkan Wisata Sejarah Malaka

Kompas.com - 04/04/2019, 10:50 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Tarian tradisional khas Malaka yaitu tari Likurai tampil di hari pertama penyelenggaraan Festival Cross Border Malaka (FCBM) 2018 di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (23/8/2018).KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Tarian tradisional khas Malaka yaitu tari Likurai tampil di hari pertama penyelenggaraan Festival Cross Border Malaka (FCBM) 2018 di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (23/8/2018).


KOMPAS.com
 – Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki sejarah besar. Catatan ini pun menjadi ‘suplemen’ terbaik untuk Konser Musik Perbatasan Malaka dan Kefamenanu (KMP-MK) 2019.

Hal itu dibenarkan Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pertanian (Kementan) Muh. Ricky Fauziyani di Betun, Kabupaten Malaka, NTT, Kamis (28/3/2019).

“Malaka ini destinasi lengkap. Kekuatan alam dan budayanya itu sangat mengagumkan. Beragam tradisi terus dipertahankan sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah. Apalagi, wilayah ini memang punya sejarah luar biasa,” ungkap Ricky Fauziyani,

Mengacu kepada literatur, Suku Melus dipercaya sebagai pionir pembuat sistem masyarakat di sekitar perbatasan Tanah Timor.

Mendiami wilayah Belu, orang Melus identik dengan sebutan ‘Emafatuk Oan Ai Oan’ yang artinya, manusia penghuni batu dan kayu. Hal ini, kata Ricky, tercermin dari karakternya yang tangguh.

Adapun untuk orang Malaka, Ricky mengatakan, mereka berasal dari ‘Sina Mutin Malaka’ yang dipercaya datang dari Tiongkok atau Thailand. Para pendatang ini kemudian berlayar menuju Timor melalui Larantuka dan mendiami area Belu.

Seiring waktu, terjadi perkawinan antara warga Suku Melus dengan pendatang ‘Sina Mutin Malaka’.

Story Malaka ini sangat menarik. Ada banyak versi terkait penyebutan asal usul nenek moyang mereka. Menariknya, masyarakat di era modern seperti sekarang tetap melestarikan tradisi yang diwariskan turun temurun,” terang Ricky.

Trah masyarakat Tanah Timor

Selain cerita nenek moyang di atas, Ricky menambahkan berkembang pula cerita mengenai trah masyarakat Tanah Timor.

Nampak pertunjukan Tari Likurai dari atasDok. Humas Kementerian Pariwisata Nampak pertunjukan Tari Likurai dari atas
Salah satunya adalah cerita 3 orang bersaudara dari Malaka yang datang dan tinggal di Belu dan membaur dengan Suku Melus.

Penyebutan ketiga orang tersebut pun berbeda menurut daerahnya. Untuk Makoan Faturuin menyebutnya Nekin Mataus (Likusen), Suku Mataus (Sonbay), dan Bara Mataus (Fatuaruin).

Para pendatang tersebut bergelar raja atau loro. Kehadiran mereka di Malaka adalah untuk menjalin hubungan dagang kayu cendana dan etnis keagamaan.

Kerajaan di Malaka

Terkait pemerintahan di waktu dulu, Ricky mengatakan bahwa dahulu di Tanah Malaka dipimpin Liurai Nain. Kekuasaan Liurai Nain pun sampai Dawan (Insana dan Biboki).

Sementara itu, Liurai Nain punya perpanjangan tangan Wewiku-Wehali dan Haitimuk Nain.

Masa keemasan kerajaan di Tanah Timor ditandai dengan tumbuh pesatnya Wewiku-Wehali. Mereka ini kemudian menjadi pusat pemerintahan di seluruh Malaka.

"Adapun untuk mempermudah sistem pemerintahan, Wewiku-Wehali mengirim Loro dan Liurai ke seluruh wilayahnya tadi.

Nah, wilayah yang didatangi Loro dan Liurai pun berkembang menjadi kerajaan. Ada Tohe Nain, Maumutin, dan Aitoon.

“Saat ini, kita masih bisa melihat jejak keberadaan mereka melalui situs-situs kerajaan yang saat ini bisa dijumpai di beberapa daerah di Malaka,” kata Ricky lagi.

Sistem kemasyarakatan

Lebih jauh Ricky menjelaskan bahwa sistem kemasyarakatan di Malaka pada waktu itu sudah sangat bagus. Mereka memiliki peradaban yang tinggi.

Secara hirarki, kata Ricky, Malaka mengenal klasifikasi 3 golongan masyarakat. Pertama, Dasi atau trah bangsawan yang menempati lapisan inti. Kelompok ini biasanya menjadi Loro, Liurai, atau Na’i secara turun temurun.

Kedua, Ranu yang tidak lain masyarakat umum dan ketiga adalah Ata atau Klason. Nama terakhir biasa disebut sebagai hamba sahaya.

“Pokoknya semua sejarah tersebut bisa dinikmati secara utuh bila berkunjung ke Malaka,” tegas Ricky.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief YahyaDok. Humas Kementerian Pariwisata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya
Di tempat terpisah Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan bahwa sejarah Malaka yang luar biasa itu terpelihara dengan baik.

Makanya melalui KMP-MK 2019 Menpar berharap para wisatawan bisa mengenal lebih dekat dengan sejarah Malaka.

“Sejarah ini tentu menjadi daya tarik tambahan bagi Malaka. Apalagi Malaka telah didukung atraki, aksesibilitas dan amenitas terbaik,” ucap Menpar Arief Yahya.

Perlu diketahui, KMP-MK 2019 sendiri akan digelar 24-25 April 2019 di Lapangan Paroki Kamanasa (MISI), Betun, Malaka, NTT. Pada gelaran ini akan tampil Maria Vitoria, penyanyi asal Timor Leste (Tiles) dan penyanyi Indonesia Bondan Prakoso.

Tak cuma itu, konser musik tersebut juga akan menghadirkan Orkes Suling Bambu dengan dikolaborasikan nuansa tradisional khas Tanah Timor, seperti Tari Tebe, Likurai, dan Bidu.

Terkini Lainnya
Tingkatkan Pertumbuhan Pariwisata, Menparekraf/Kabaparekraf Luncurkan Program Karisma Event Nusantara 2024
Tingkatkan Pertumbuhan Pariwisata, Menparekraf/Kabaparekraf Luncurkan Program Karisma Event Nusantara 2024
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Hadiri Penghargaan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Menparekraf: Terima Kasih Seluruh Penggerak Desa Wisata
Hadiri Penghargaan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Menparekraf: Terima Kasih Seluruh Penggerak Desa Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Praktisi Desa Wisata Apresiasi Pendampingan Langsung Program KSW 5.0 di Desa Wisata
Praktisi Desa Wisata Apresiasi Pendampingan Langsung Program KSW 5.0 di Desa Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Optimalkan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Kemenparekraf Gelar Festival Sadar Wisata
Optimalkan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Kemenparekraf Gelar Festival Sadar Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
5 Bukit Cantik di Mandalika, Bisa Lihat Pantai sampai Sirkuit MotoGP
5 Bukit Cantik di Mandalika, Bisa Lihat Pantai sampai Sirkuit MotoGP
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kaya Rempah, 7 Kuliner Legendaris Ini Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Mandalika
Kaya Rempah, 7 Kuliner Legendaris Ini Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Mandalika
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
4 Destinasi Memukau di Sekitar Mandalika, Ada Gili Nanggu hingga Desa Sade
4 Destinasi Memukau di Sekitar Mandalika, Ada Gili Nanggu hingga Desa Sade
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kerak Telor hingga Putu Mayang, Jajanan Betawi Jadi Hidangan Penutup KTT Ke-43 ASEAN
Kerak Telor hingga Putu Mayang, Jajanan Betawi Jadi Hidangan Penutup KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kemenparekraf Suguhkan 3 Kopi Arabika Asal Indonesia untuk Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kemenparekraf Suguhkan 3 Kopi Arabika Asal Indonesia untuk Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Menparekraf Rekomendasikan Belitung sebagai Post-Event Trip Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Menparekraf Rekomendasikan Belitung sebagai Post-Event Trip Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Targetkan Kerja Sama Inklusif dengan ASEAN, InJourney dan HIN Paparkan Potensi KEK Sanur di AIPF 2023
Targetkan Kerja Sama Inklusif dengan ASEAN, InJourney dan HIN Paparkan Potensi KEK Sanur di AIPF 2023
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Lewat “Kita Mulai Sekarang”, Kemenparekraf Fokus Kembangkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Lewat “Kita Mulai Sekarang”, Kemenparekraf Fokus Kembangkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Paviliun Indonesia di ITB Berlin Berpotensi Datangkan Rp 5,3 Triliun,  Begini Respons Menparekraf
Paviliun Indonesia di ITB Berlin Berpotensi Datangkan Rp 5,3 Triliun, Begini Respons Menparekraf
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Targetkan 7,4 Juta Wisman, Sandiaga Promosikan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas Indonesia di Berlin
Targetkan 7,4 Juta Wisman, Sandiaga Promosikan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas Indonesia di Berlin
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kemenparekraf Buka PMB Poltekpar untuk 3.805 Mahasiswa, Sandiaga: Semua Lulusan Terserap Industri
Kemenparekraf Buka PMB Poltekpar untuk 3.805 Mahasiswa, Sandiaga: Semua Lulusan Terserap Industri
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Bagikan artikel ini melalui
Oke