KOMPAS.com - Festival Cross Border Keerom 2019 yang rencananya digelar pada tanggal 5-7 April mendatang resmi ditunda.
Hal tersebut diungkap dalam rilis Kementerian Pariwisata ( Kemenpar) yang diterima oleh Kompas.com, Minggu (24/3/2019).
Ditundanya pergelaran tersebut merupakan keputusan dari Kemenpar yang tak lain sebagai bentuk duka atas bencana banjir dan longsor yang menimpa Sentani, Jayapura, Papua.
Sebagai informasi, sebelumnya Kemenpar lebih dahulu menunda Festival Cross Border Skouw 2019 dengan alasan yang sama.
“ Event ini akan digelar awal Mei. Hal ini sebagai langkah lanjutan Kemenpar. Sebab, kami tetap berempati kepada korban bencana. Pemulihan kondisi pasca bencana harus diprioritaskan,” tutur Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani, Jumat (22/3/2019).
Selain itu, penundaan ini juga terjadi lantaran keputusan Gubernur Papua yang merilis status siaga darurat.
Status itu berlaku mulai 19 Maret 2019 hingga tujuh hari sesudah ditetapkan. Publik kemudian diminta mewaspadai potensi bencana susulan.
“Kami tetap optimistis, situasi di Sentani akan cepat pulih. Saat semuanya kondusif, barulah Festival Cross Border Keerom 2019 bisa digelar,” harap Ricky.
Meski ditunda, Festival Cross Border Keerom 2019 nanti dijamin tidak kehilangan pesonanya.
Pesta reggae akan tetap digelar.Deretan pengisi acara seperti Ras Muhammad, Gorby-The Comen Rasta, XD Band, juga Mixmate Band, pun akan tetap ditampilkan.
“Mari berbagi kegembiraan. Sebab, komposisi artis pendukungnya tidak berubah. Mereka semua tetap punya komitmen untuk membagikan energi positifnya di Keerom. Dengan seluruh kepastian ini, kami harap semua bisa bergembira,” jelas Ricky lagi.
Tak hanya pesta reggae saja, Festival Cross Border Keerom 2019 pun akan menyajikan berbagai kegiatan menarik lainnya. Ada parade drum band, bazaar, hingga kesenian tradisional Papua.
Ada pun bazaar nantinya akan menyajikan beragam kerajinan hingga sajian kuliner dengan cita rasa nikmat.
Sementara itu, untuk kesenian, Keerom memiliki beragam cipta karya terbaik. Wilayah ini identik dengan Tari Cenderawasih dan Tari Seni Absawo.
Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun memberikan apresiasi atas keputusan penundaan edisi pertama Festival Cross Border Keerom 2019 tersebut.
“Menunda pelaksanaan event ini jadi keputusan terbaik. Semua harus berempati dengan kondisi di Sentani," ucap Menpar.
Menpar juga yakin, semua akan normal kembali lebih cepat. Sebab, komitmen semua stakeholder luar biasa di sana.
"Mari kita dukung upaya pemulihan di Sentani,” pungkas Menpar.