Resmi, Kemenpar Tunda Festival Cross Border Keerom

Kompas.com - 24/03/2019, 15:46 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Menteri Pariwisata Arief YahyaDok. Kemenpar Menteri Pariwisata Arief Yahya

KOMPAS.com - Festival Cross Border Keerom 2019 yang rencananya digelar pada tanggal 5-7 April mendatang resmi ditunda.

Hal tersebut diungkap dalam rilis Kementerian Pariwisata ( Kemenpar) yang diterima oleh Kompas.com, Minggu (24/3/2019).

Ditundanya pergelaran tersebut merupakan keputusan dari Kemenpar yang tak lain sebagai bentuk duka atas bencana banjir dan longsor yang menimpa Sentani, Jayapura, Papua.

Sebagai informasi, sebelumnya Kemenpar lebih dahulu menunda Festival Cross Border Skouw 2019 dengan alasan yang sama.

Event ini akan digelar awal Mei. Hal ini sebagai langkah lanjutan Kemenpar. Sebab, kami tetap berempati kepada korban bencana. Pemulihan kondisi pasca bencana harus diprioritaskan,” tutur Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani, Jumat (22/3/2019).

Selain itu, penundaan ini juga terjadi lantaran keputusan Gubernur Papua yang merilis status siaga darurat.

Status itu berlaku mulai 19 Maret 2019 hingga tujuh hari sesudah ditetapkan. Publik kemudian diminta mewaspadai potensi bencana susulan.

“Kami tetap optimistis, situasi di Sentani akan cepat pulih. Saat semuanya kondusif, barulah Festival Cross Border Keerom 2019 bisa digelar,” harap Ricky.

Meski ditunda, Festival Cross Border Keerom 2019 nanti dijamin tidak kehilangan pesonanya.

Pesta reggae akan tetap digelar.Deretan pengisi acara seperti Ras Muhammad, Gorby-The Comen Rasta, XD Band, juga Mixmate Band, pun akan tetap ditampilkan.

“Mari berbagi kegembiraan. Sebab, komposisi artis pendukungnya tidak berubah. Mereka semua tetap punya komitmen untuk membagikan energi positifnya di Keerom. Dengan seluruh kepastian ini, kami harap semua bisa bergembira,” jelas Ricky lagi.

Tak hanya pesta reggae saja, Festival Cross Border Keerom 2019 pun akan menyajikan berbagai kegiatan menarik lainnya. Ada parade drum band, bazaar, hingga kesenian tradisional Papua.

Ada pun bazaar nantinya akan menyajikan beragam kerajinan hingga sajian kuliner dengan cita rasa nikmat.

Sementara itu, untuk kesenian, Keerom memiliki beragam cipta karya terbaik. Wilayah ini identik dengan Tari Cenderawasih dan Tari Seni Absawo.

Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun memberikan apresiasi atas keputusan penundaan edisi pertama Festival Cross Border Keerom 2019 tersebut.

“Menunda pelaksanaan event ini jadi keputusan terbaik. Semua harus berempati dengan kondisi di Sentani," ucap Menpar.

Menpar juga yakin, semua akan normal kembali lebih cepat. Sebab, komitmen semua stakeholder luar biasa di sana.

"Mari kita dukung upaya pemulihan di Sentani,” pungkas Menpar.

Terkini Lainnya
Tingkatkan Pertumbuhan Pariwisata, Menparekraf/Kabaparekraf Luncurkan Program Karisma Event Nusantara 2024
Tingkatkan Pertumbuhan Pariwisata, Menparekraf/Kabaparekraf Luncurkan Program Karisma Event Nusantara 2024
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Hadiri Penghargaan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Menparekraf: Terima Kasih Seluruh Penggerak Desa Wisata
Hadiri Penghargaan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Menparekraf: Terima Kasih Seluruh Penggerak Desa Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Praktisi Desa Wisata Apresiasi Pendampingan Langsung Program KSW 5.0 di Desa Wisata
Praktisi Desa Wisata Apresiasi Pendampingan Langsung Program KSW 5.0 di Desa Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Optimalkan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Kemenparekraf Gelar Festival Sadar Wisata
Optimalkan Kampanye Sadar Wisata 5.0, Kemenparekraf Gelar Festival Sadar Wisata
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
5 Bukit Cantik di Mandalika, Bisa Lihat Pantai sampai Sirkuit MotoGP
5 Bukit Cantik di Mandalika, Bisa Lihat Pantai sampai Sirkuit MotoGP
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kaya Rempah, 7 Kuliner Legendaris Ini Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Mandalika
Kaya Rempah, 7 Kuliner Legendaris Ini Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Mandalika
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
4 Destinasi Memukau di Sekitar Mandalika, Ada Gili Nanggu hingga Desa Sade
4 Destinasi Memukau di Sekitar Mandalika, Ada Gili Nanggu hingga Desa Sade
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kerak Telor hingga Putu Mayang, Jajanan Betawi Jadi Hidangan Penutup KTT Ke-43 ASEAN
Kerak Telor hingga Putu Mayang, Jajanan Betawi Jadi Hidangan Penutup KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kemenparekraf Suguhkan 3 Kopi Arabika Asal Indonesia untuk Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kemenparekraf Suguhkan 3 Kopi Arabika Asal Indonesia untuk Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Menparekraf Rekomendasikan Belitung sebagai Post-Event Trip Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Menparekraf Rekomendasikan Belitung sebagai Post-Event Trip Delegasi KTT Ke-43 ASEAN
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Targetkan Kerja Sama Inklusif dengan ASEAN, InJourney dan HIN Paparkan Potensi KEK Sanur di AIPF 2023
Targetkan Kerja Sama Inklusif dengan ASEAN, InJourney dan HIN Paparkan Potensi KEK Sanur di AIPF 2023
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Lewat “Kita Mulai Sekarang”, Kemenparekraf Fokus Kembangkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Lewat “Kita Mulai Sekarang”, Kemenparekraf Fokus Kembangkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Paviliun Indonesia di ITB Berlin Berpotensi Datangkan Rp 5,3 Triliun,  Begini Respons Menparekraf
Paviliun Indonesia di ITB Berlin Berpotensi Datangkan Rp 5,3 Triliun, Begini Respons Menparekraf
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Targetkan 7,4 Juta Wisman, Sandiaga Promosikan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas Indonesia di Berlin
Targetkan 7,4 Juta Wisman, Sandiaga Promosikan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas Indonesia di Berlin
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kemenparekraf Buka PMB Poltekpar untuk 3.805 Mahasiswa, Sandiaga: Semua Lulusan Terserap Industri
Kemenparekraf Buka PMB Poltekpar untuk 3.805 Mahasiswa, Sandiaga: Semua Lulusan Terserap Industri
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Bagikan artikel ini melalui
Oke