KOMPAS.com – Beragam kegiatan ikut mengisi kemeriahan Festival Crossborder Skouw 2019. Di antara acara itu adalah Lomba Paduan Suara yang akan digelar Selasa (26/3/2019).
Acara akan diramaikan oleh peserta yang datang dari banyak wilayah, termasuk dari Papua dan negara tetangga Papua Nugini. Sebagai informasi, Festival Crossborder Skouw 2019 akan diselenggarakan pada 26-28 Maret 2019, di PLBN Skouw, Jayapura, Papua.
“Konten Festival Crossborder Skouw 2019 sangat bervariasi. Selain band-band bintang tamu, ada juga Festival Paduan Suara dengan peserta yang juga lintas bangsa,” tutur Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata M Ricky Fauziyani seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (17/3/2019).
Rencananya, Festival Paduan Suara akan diikuti 11 peserta. Komposisinya, 6 peserta dari Skouw, dan 5 grup lainnya berasal dari Vanimo, Papua Nugini. Paduan suara berasal dari gereja-gereja yang berada di 2 wilayah tersebut.
“Nuansa hangat persahabatan dua negara semakin kental di Festival Crossborder Skouw. Bahkan, event ini juga terasa religiusnya. Silakan datang ke Festival Crossborder Skouw. Mari berbagi inspirasi selama tiga hari penuh. Pasti akan ada banyak kejutan dari para peserta,” imbau Ricky lagi.
adapun regulasi yang harus diikuti oleh peserta diantaranya,wajib menyanyikan dua lagu yang terdiri dari satu lagu wajib dari panitia dan satu lainnya bebas dipilih peserta.
“Bagi peserta, persiapkan materi paduan suara sebaik mungkin. Harapannya, performa maksimal agar dapat menjadi juara. Terlepas dari apapun, wilayah di perbatasan ini banyak menyimpan potensi besar. Masyarakatnya memiliki talenta besar dalam hal tarik suara. Semoga Festival Paduan Suara ini menjadi jembatan untuk membuka peluang dan prestasi lebih besar,” harap Ricky.
Adapun Festival Paduan Suara sekaligus menjadi pembuka Festival Crossborder Skouw 2019. Selang satu hari berikutnya giliran Mixmate Band dan Dave Solution yang berakasi, Rabu (27/3/2019). Rangkaian panjang Festival Crossborder Skouw akan ditutup dengan performa Ras Muhammad.
Ricky menambahkan, festival ini disajikan meriah dengan konten hiburan beragam.
“Pastinya Festival Crossborder Skouw 2019 akan digelar lebih meriah. Ada banyak sekali inovasi yang diberikan. Pengunjung dijamin terpuaskan. Sebab, ada banyak experience yang bisa dinikmati. Selain musik dan paduan suara, festival ini memberikan kemeriahan lain,” lanjutnya.
Festival Crossborder Skouw juga menampilkan Traditional Dance. Ada juga games dan bazaar yang menyajikan beragam produk terbaik. Skouw lanjut dia terkenal sebagai daerah penghasil kerajinan tangan dan kuliner. Kulinernya sangat khas dengan cita rasa nikmat.
Nilai tambah
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, festival bagus bagi perbatasan. Menurutnya, ada banyak nilai tambah yang akan diterima Skouw.
”Festival Crossborder Skouw otomatis menjadi panggung kreativitas bagi masyarakat perbatasan. Lebih lanjut, event ini akan memberikan impact yang bagus bagi perekonomian. Melibatkan peserta Papua Nugini akan menaikkan arus kunjungan wisatawan dari sana,” kata Arief.
Pergerakan wisatawan Papua Nugini tetap tumbuh positif. Meski tipis, pergerakan kenaikannya sekitar 1,31 persen pada 2018. Angka riilnya mencapai 143.143 orang. Bandingkan dengan angka 141.299 orang pada 2017. Sebagian besar kunjungan wisatawan Papua Nugini masuk melalui pintu PLBN Skouw sebesar 101.817 orang.
Menpar menegaskan, Festival Crossborder Skouw akan menguatkan pergerakan arus wisatawan.
“Dengan penyelenggaraan berbagai event di Skouw, arus masuk wisatawan Papua Nugini akan terus bertambah. Salah satu penguatan tentu dari Festival Crossborder Skouw. Kami yakin kenaikannya akan signifikan,” lanjut Menpar.