SANGGAU, KOMPAS.com – Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, mulai serius menggarap desa wisata. Berbagai strategi disiapkan untuk mengangkat potensi ini.
Selain melalui rapat pada koordinasi Februari 2019 lalu, strategi lain disiapkan kabupaten ini adalah mengenalkan Desa Sisata Sanggau pada Festival Crossborder yang digelar Kementerian Pariwisata.
Keseriusan Sanggau mengembangkan desa wisata itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sanggau, Fransiskus Meron, Jumat (15/3/2019). Meron dan para stafnya sudah menginventarisir kekurangan atau kebutuhan yang harus dipenuhi di desa-desa wisata yang akan dibentuknya itu.
"Rencananya kita akan memanfaatkan Festival Crossborder Kementerian Pariwisata untuk mengenalkan desa wisata yang kita miliki," kata Meron.
Dia menjelaskan, perlakuan berbeda akan diterapkan pada saat digelarnya Festival Crossborder di Kecamatan Entikong, Sanggau. Festival ini akan dibuat lebih lama.
"Mungkin seminggu. Tapi, kita akan sesuaikan. Jadi, di pertengahan festival nanti kita akan ajak wisatawan, peserta, atau undangan untuk mengunjungi desa wisata yang ada di Sanggau. Konsepnya sedang kita matangkan. Yang pasti, kita ingin desa wisata bisa menghidupi masyarakat," paparnya.
Meron menambahkan, Pemkab Sanggau memang harus membaca peluang untuk meluncurkan desa wisata agar tepat sasaran. Dia mengaku ada peluang pasarnya untuk desa wisata ini.
"Apalagi, Kementerian Pariwisata sedang gencar-gencarnya menarik wisatawan mancanegara melalui Festival Crossborder. Salah satunya, lewat PLBN Entikong dengan mengadakan Festival Wonderful Indonesia," kata Meron.
Hal tersebut juga disampaikan Meron pada workshop Weekend Market Crossborder beberapa hari lalu. Kegiatan itu juga dihadiri Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung.
Meron mengaku, alasan lain yang membuatnya optimistis dengan hadirnya desa wisata adalah rencana pemerintah pusat membangun Rel Kereta Api Trans Kalimantan. Rel kereta ini akan menghubungkan Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat.
Plus, menurut Meron, rencana pemerintah pusat melalui Dinas Perhubungan Kabupaten Sanggau yang akan membangun Bandara Lape. Pemkab Sanggau sudah membahas hal ini pada "Workshop Border Tourism Melalui Penguatan Desa Wisata Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat" yang dibuka langsung oleh Sekda Kabupaten Sanggau Aley Sandri.
"Desa wisata sudah lama dirintis di Sanggau dan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Kali ini, Pemerintah Sanggau berinisiasi untuk melakukan pendampingan dan penguatan menuju desa wisata yang mandiri sehingga perlu ada suatu penganggaran pengelolaan secara profesional," terang Meron.
"Kabupaten Sanggau adalah area crossborder, di sana berdiri Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong yang memiliki fasilitas serta pelayanan baik. Untuk menghadirkan desa wisata yang baik, perlu pembenahan infrastruktur dan yang tidak kalah penting adalah pemberdayaan masyarakat desa, termasuk bagaimana perangkat desa dan warganya bisa menyiapkan pengembangan potensi yang ada," kata Reza.
Namun, Reza mengusulkan agar Pemkab Sanggau juga menyiapkan paket atau strategi dengan melibatkan kabupaten sekitar Sanggau. Tujuannya agar promosi dan penjualan paket lebih maksimal.
"Yang tidak kalah penting adalah melibatkan GenPI, karena GenPI bisa membantu mengenalkan desa wisata ini melalui online," papar Reza.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menyatakan dukungan pengembangan desa wisata di Sanggau ini. Menurut Menpar, desa wisata akan membuat Sanggau memiliki lebih banyak atraksi untuk menarik wisatawan perbatasan.
"Yang harus dilakukan adalah memberikan atraksi di desa wisata itu. Pikirkan aktivitas apa yang bisa melibatkan wisatawan saat berada di sana. Yang juga tidak kalah penting adalah memberikan kenyamanan serta keramahan. Tinggalkan kesan yang baik jika ingin destinasi iini menjadi sustain. Kenapa, karena desa wisata harus bisa mensejahterakan masyarakat," kata Menpar Arief.