KOMPAS.com - Saat berkunjung ke Desa Wisata Kampung Majapahit Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), wisatawan tidak hanya disuguhkan keharmonisan agama, tetapi juga keharmonisan budaya, kearifan lokal, pariwisata dan ekonomi kreatif yang berjalan beriringan.
Bahkan, keharmonisan di desa wisata tersebut sampai menarik hati dan mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
“Walaupun masyarakat di Desa Bejijong 95 persen beragama Islam, tetapi ada wihara di tengah-tengahnya yang saling berdampingan, harmonis, dan saling support," imbuhnya saat berkunjung ke Desa Bejijong beberapa waktu lalu seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (18/10/2021).
Baca juga: Desa Wisata Majapahit Bejijong Mojokerto, Lokasi Wisata Sejarah Kerajaan Majapahit
Menurut Sandiaga Uno, wisata, budaya, kearifan lokal, dan toleransi beragama yang kuat dapat menjadi nilai luhur gotong royong bangsa. Hal ini juga harus tetap dijaga.
Berkat keharmonisan itulah, Desa Bejijong masuk dalam 50 besar ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Ingin tahu apa saja empat kegiatan harmonis yang ada di Desa Wisata Kampung Majapahit Desa Bejijong? Simak ulasan lengkap yang dirangkum dari rilis resmi Kementerian Pariwisata Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berikut.
Baca juga: Desa Wisata Kampung Yoboi Papua, Tempat Wisata Sagu dan Budaya
Sejarah Majapahit sudah tertulis di buku pelajaran sejarah. Namun, tidak ada salahnya mengenal seni budaya lain Majapahit dari “Sanggar Seni Budaya Buddhis Majapahit” di dalam lingkungan Maha Vihara Majapahit.
Sanggar Seni Budaya Buddhis Majapahit menampilkan berbagai pertunjukan menarik, seperti gamelan, keroncong, dan atraksi wayang kulit.
Walaupn sekadar proses latihan, kegiatan di sanggar ini mampu mengundang antusiasme wisatawan yang sedang berada di Maha Vihara Majapahit.
Baca juga: Wayang Topeng Jatiduwur di Jombang, Kesenian yang Diduga Peninggalan Majapahit
Tertarik menyaksikan kegiatan sanggar seni budaya Buddhis Majapahit? Tenang, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya apapun dan cukup duduk manis untuk menikmatinya.
Tidak perlu jauh-jauh ke Thailand untuk melihat Patung Buddha Tidur. Di Desa Wisata Kampung Majapahit Desa Bejijong, wisatawan akan dimanjakan dengan panorama epik dari pose khas patung Buddha yang tengah berbaring.
Patung Buddha Tidur dapat Anda temukan di dalam Maha Vihara Majapahit. Patung ini sebenarnya merupakan penggambaran momen ketika sang Buddha akan meninggal.
Baca juga: Ini Temuan dari Struktur Kuno di Blitar yang Diduga Kompleks Bangsawan Era Majapahit
Sebelum dilapisi kuningan, mulanya Patung Buddha Tidur dibentuk dari beton. Kemudian, patung dibangun menghadap ke selatan yang merupakan kiblat umat Buddha.
Tidak hanya menampilkan Patung Buddha Tidur, di bawah patung juga terdapat kolam ikan yang menambah keindahan keadaan sekelilingnya.
Untuk mengunjungi Patung Buddha Tidur di Desa Wisata Kampung Majapahit Desa Bejijong, Anda hanya perlu membeli tiket masuk sebesar Rp 5.000.
Baca juga: Pakistan Buka Situs Patung Buddha Tidur Berusia 1.700 Tahun
Ingin merasakan suasana tinggal di zaman Kerajaan Majapahit? Menginap di homestay tematik ini mungkin menjadi pilihan terbaik.
Di sekitar kawasan Desa Wisata Kampung Majapahit, terdapat sekitar 200 homestay yang menawarkan pengalaman menginap di bangunan khas kerajaan zaman dulu.
Untuk diketahui, penduduk desa sampai sekarang masih menjaga bentuk asli arsitektur zaman Kerajaan Majapahit.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Majapahit, Berhasil Satukan Nusantara, tetapi Runtuh akibat Perang Saudara
Apabila ingin menginap, Anda bisa membayar biaya penginapan dengan uang tunai maupun digital melalui metode pembayaran dengan quick response code Indonesian standard (QRIS) yang disediakan oleh pengelola Desa Wisata Kampung Majapahit.
Buah tangan menjadi hal penting saat pergi liburan, termasuk ketika berkunjung ke Desa Wisata Kampung Majapahit.
Terdapat beberapa oleh-oleh khas dari Desa Wisata Kampung Majapahit, di antaranya batik khas Bejijong dan cendera mata yang berasal dari kuningan.
Baca juga: Temuan Struktur Bata Kuno di Belakang RS Kota Blitar Diduga Bekas Hunian Bangsawan Era Majapahit
Perlu diketahui, masyarakat Desa Wisata Kampung Majapahit sangat mahir dan terkenal dengan kemampuannya mengolah bahan kuningan menjadi patung-patung istimewa.
Selain itu, masyarakat desa tersebut juga ahli membuat batik dengan corak yang terinspirasi dari bentuk surya Majapahit, yakni batik Bejijong.
Selain motif surya Majapahit, ada juga motif ragam hias sulur di relief candi dan buah maja.
Warna batik khas Bejijong sendiri mengangkat unsur warna-warna alam seperti terakota dan cokelat kopi.
Baca juga: Menteri PPPA Berharap Batik Jadi Ikon Global Pemberdayaan Mode
Terdapat dua jenis Batik Bejijong, yaitu batik alami dan batik tulis. Batik alami biasanya menggunakan teknik merendam dan perwarnaan berasal dari bahan daun jati atau daun singkong.
Sementara itu, batik tulis biasanya memiliki corak yang dibuat secara handmade oleh warga dengan menggunakan canting.
Untuk harga Batik Bejijong sendiri berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp 500.000, tergantung dari tingkat kesulitannya.
Baca juga: Sandiaga Uno Ingin Museum Batik Danar Hadi Jadi Tujuan Utama Wisatawan di Solo
Apabila Anda tertarik dengan produk olahan kuningan, maka bisa membawa pulang cendera mata seperti lonceng, hiasan, hingga patung dewa dalam berbagai ukuran.
Untuk harga produk olahan kuningan dipatok mulai dari Rp 20.000 hingga yang termahal seharga ratusan juta rupiah. Patung harga fantastis ini biasanya diminati para kolektor pahat dari seluruh dunia.
Tertarik berwisata ke desa yang sarat akan sejarah dan budaya? Yuk, segera rencanakan liburan ke Desa Wisata Kampung Majapahit Desa Bejijong!
Baca juga: Boon Pring, Tempat Wisata di Area Hutan Bambu Andalan Desa Wisata Sanankerto
Namun perlu diingat, saat berkunjung Desa Bejijong pastikan Anda sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dan selalu mematuhi protokol kesehatan (prokes) dengan menerapkan aturan 6M agar dapat berwisata dengan aman dan nyaman.
Untuk aturan 6M yang dimaksud yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, serta menghindari makan bersama.
Untuk mendapatkan berbagai referensi wisata yang ada #DiIndonesiaAja, jangan lupa follow akun Instagram @pesonaid_travel, Facebook: @pesonaid_travel, dan kunjungi website www.indonesia.travel.