KOMPAS.com – Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) DKI Jakarta Hasiyanna S. Ashadi mengungkapkan, Asita Jakarta Travel Mart (AJTM) 2019 mengusung konsep business to business (B2B) dalam penyelenggaraannya.
Hasiyanna percaya bahwa konsep B2B sifatnya lebih berkelanjutan dari pada konsep lain. Konsep di mana pembeli hanya sekadar datang, bertransaksi, kemudian pergi dan selesai, tanpa ada keberlanjutan.
“Di sini kami memikirkan terus menerus (konsep) setiap tahunnya. Misalnya, tahun ini bagaimana dan tahun depan bagaimana. Jadi, lebih suistanable. Peserta dapat menghidupkan bisnisnya masing-masing dengan lebih semangat," kata Hasiyanna.
Dia menjelaskan, AJTM didirikan sebagai ajang B2B untuk mempertemukan pengelola wisata ( seller) dengan agen wisata (buyer) dari Jakarta, Indonesia, maupun internasional.
Baca juga: Potensi Industri Pariwisata Ibu Kota Baru di Kaltim Menurut ASITA...
Tahun 2019 menjadi kali keempat penyelenggaraan AJTM. Menurut Hasiyanna, tahun ini jumlah seller dan buyer bertambah dari sisi kualitas dan kuantitas.
Selain Indonesia, pelaku wisata dari Malaysia, Singapura, Saudi Arabia, Bangladesh, Vietnam, Turki, India dan Amerika turut andil dalam gelaran tersebut.
"Pada tahun ini kami sudah tidak bisa lagi membendung permintaan dari luar negeri untuk ikut berpartisipasi. Apakah itu menjadi seller ataupun menjadi buyer," papar Hasiyanna, di Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Lebih lanjut, Hasiyanna mengatakan, terdapat lebih dari 106 seller dan 200 buyer dari Jakarta, luar daerah, dan luar negeri yang berpartisipasi.
Baca juga: Taman Jinja Bali Jadi Perdebatan Netizen, Ini Kata Pengelola dan Asita
Sebagai informasi, AJTM 2019 diselenggarakan pada 24-26 September 2019 di lantai 5 Hotel Harris Vertu, Harmoni, Jakarta.
"Kami harapkan karena ini sifatnya business to business (B2B) mereka bisa menambah networking-nya. Jadi, yang sudah punya networking bisa meng-update, dan saling tukar informasi,” ujarnya.
Selain itu, imbuh Hasiyanna, peserta bisa mengembangkan produk dan hubungan antara buyer maupun seller, sehingga saat ada paket wisata yang diminati klien bisa segera dijual.
Sementara itu, Asdep Pengembangan Pemasaran Regional II Kementerian Pariwisata ( Kemenpar) Adelia Raung mengatakan, AJTM 2019 luar biasa karena mengusung konsep B2B, sehingga seller dan buyer bisa langsung bertransaksi.
Baca juga: Kemenpar Genjot Pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas
"Bisa terukur berapa sih potensi transaksi mereka untuk membeli paket ataupun produk yang ditawarkan seller," ucap Adelia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (26/9/2019).
Menurut Adelia, dari sekitar 100 buyer yang hadir, minimal 30 persenya memiliki potensi transaksi. Alhasil, berbagai destinasi wisata di Indonesia, khususnya Jakarta bisa terangkat.
Adelia berharap, ke depannya ajang AJTM dapat mengakomodir para pelaku wisata dari seluruh Indonesia. Jadi, destinasi yang dipromosikan bukan hanya Jakarta, tapi seluruh Indonesia.
"Menurut saya tahun depan harus terus dikembangkan karena ini memiliki potensi mendatangkan wisatawan ke Indonesia sebanyak-banyaknya," ucapnya.