KOMPAS.com - Keberadaan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur ( NTT) saat ini semakin strategis. Tak hanya berfungsi sebagai pos lintas batas, PLBN dapat menjadi salah satu destinasi wisata baru.
"Ini sudah menjurus ke sana. Saat ini masih dilakukan pengembangan, sehingga nantinya lebih lengkap dan dapat dijadikan destinasi wisata," terang Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Area II Regional II, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pertanian (Kemenpar) Hendry Noviardi.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (1/7/2019) dijelaskan, PLBN Motaain memang mengalami perubahan yang signifikan. Sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2016, PLBN itu hanya seperti rumah biasa dengan tiang bendera di halaman depan.
Baca juga: Atraksi Kebudayaan di PLBN Motaain Akan Tarik Wisatawan Timor Leste
Rumah tersebut kemudian disulap menjadi bangunan megah dengan mengadopsi bentuk atap rumah Matabesi, yakni rumah tradisional masyarakat Belu. Gerbang utama PLBN ini pun sudah menggunakan sistem elektrik, yang memudahkan petugas untuk membuka dan menutup gerbang.
Selain itu, jalan raya dari PLBN Motaain menuju ibukota kabupaten sudah bagus dan mulus. Bahkan rencananya akan dibangun terminal terpadu di PLBN ini.
"PLBN Motaain sudah menjadi ikon Indonesia. Hal ini sebagai implementasi program Nawa Cita Presiden Jokowi tentang membangun Indonesia dari pinggiran," ucap Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.
Dia menjelaskan, Kemenpar saat ini turut membangun dan mempromosikan pariwisata di perbatasan. Salah satunya dengan program Crossborder Music Festival Atambua 2019, yang menampilkan band Kotak sebagai bintang tamunya.
Gitaris band Kotak Cella, pun dibuat terpukau oleh kondisi PLBN Motaain saat mengunjungi tempat tersebut, Sabtu (29/6/2019).
"Ini keren. PLBN sekarang itu bagus banget. Aksesnya dipermudah dengan dukungan infrastruktur jalan yang mulus. PLBN jadi sebuah destinasi yang keren saat ini," ujar Cella.
Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengibaratkan, program cross border tourism sebagai pancingan. Kolam ikannya adalah berbagai destinasi wisata di sekitar perbatasan.
Baca juga: Saat Personel Band d’Masiv Mampir ke PLBN Mota’ain...
"Termasuk juga PLBN yang merupakan kebanggaan negara. Tinggal Pemerintah Daerah (Pemda) mengembangkan amenitasnya saja, sehingga wisatawan makin betah," ungkap Arief.
Menurut dia, tourism mirip dengan bisnis transportasi dan telekomunikasi. Dibutuhkan kedekatan atau proximity, baik kedekatan budaya (culture), maupun kedekatan jarak.
"Apalagi PLBN kita saat ini semuanya bagus-bagus, serta unik. Sangat cocok menjadi destinasi wisata," terang Arief.
Sebagai informasi, saat ini Kemenpar memang tengah memfokuskan diri untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke destinasi perbatasan.
Diharapkan, destinasi perbatasan dapat menyumbang 20 persen atau sekitar 3,4 juta wisman dari target total 20 juta wisman tahun 2019.