KOMPAS.com - Demi menjaring wisatawan di wilayah perbatasan, Kementerian Pariwisata ( Kemenpar) terus menggenjot potensi Program Hot Deals Kepulauan Riau ( Kepri) pada 2019.
Untuk mematangkan rencana tersebut, Kemenpar melakukan Rapat Koordinasi V di Best Western Premier Panbil, Batam, Jumat (28/6).
Rapat tersebut dihadiri 150 peserta yang terbagi dalam berbagai lini bisnis, di antaranya 38 industri table top tour operator dan travel agent (TO/TA) dari Filipina, industri ferry (Batam Fast), industri hotel, akomodasi, spa, serta golf dari Batam dan sekitarnya.
“Hadirnya 38 (TO/TA) asal Filipina diharapkan dapat membawa angin segar bagi perkembangan industri pariwisata di Kepri," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Boeralimar, dalam pernyataan tertulis, Minggu (30/6/2019).
Boeralimar mengatakan, program ini merupakan salah satu strategi untuk mendukung sektor pariwisata di perbatasan, khususnya Kepri, agar maju.
Kemenpar telah menyiapkan rencana paket yang disesuaikan dengan keinginan milenial, yaitu dengan tema food and luxury.
"Kami tengah mendorong industri yang berpartisipasi untuk fokus membuat paket ke arah sana," kata Boeralimar.
Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyatakan, Hot Deals Kepri dapat menjadikan negara tetangga seperti Singapura sebagai pasar potensial.
Itu terbukti dari paket Hot Deals Kepri 2019 yang sudah terjual 505.245 tiket selama Januari hingga Juni.
Merujuk data Kemenpar, Singapura merupakan pembeli terbanyak yaitu 315.406 (62 persen) berdasarkan data country of residence.
Lalu disusul China 45.354 (9 persen ), Malaysia 34.129 (7 persen), dan India 25.815 (5 persen).
“Paket Hot Deals menerapkan konsep sharing economy. Dengan penawaran harga miring, akan menggugah wisatawan yang semula tidak ada rencana berwisata akhirnya tertarik untuk datang,” tutup Menpar.