KOMPAS.com - Pulau Kalimantan dikenal memiliki banyak destinasi wisata alam yang menjadi tempat hidup beragam jenis flora dan fauna langka. Salah satunya Taman Nasional Sebangau.
Secara administratif, destinasi wisata ini terletak di Palangkaraya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, Guntur Talajan mengatakan, Taman Nasional Sebangau memiliki luas sekitar 568.700 hektar (ha). Di sini ada dari ratusan jenis flora dan juga fauna.
“Di Palangkaraya, wisatawan bisa menjumpai danau dengan air yang berwarna hitam. Lokasinya dikelilingi rasau atau tanaman sejenis pandan yang biasa tumbuh tegak di tepian sungai atau danau di kawasan rawa gambut,” ujarnya di Palangkaraya Senin (24/6/2019).
Baca juga: Mengenal Tugu Soekarno, Obyek Wisata yang Dikunjungi Jokowi di Palangkaraya
Selain itu, kata dia, di atas hitamnya warna danau sebangau, wisatawan juga dapat melakukan beragam aktivitas menarik seperti menelusuri danau atau memancing dengan perahu.
"Danau ini dihuni berbagai jenis ikan, antara lain kerandang, toman, dan gabus," papar Guntur.
Lalu destinasi wisata ini turut pula memiliki beragam spot foto yang instagramable lewat suasana alamnya yang masih terjaga keasriannya.
Bahkan jika beruntung, wisatawan akan melihat monyet ekor panjang atau bekantang bergelantungan di pepohonan.
Perlu diketahui, Kota Palangkaraya kini tengah serius mengembangkan sektor pariwisatanya.
Terbukti, baru-baru ini Ibu kota Kalteng ini sukses menggelar Festival Budaya Isen Mulang 2019 yang rampung digelar pada (17-22) Juni lalu.
Dalam bahasa lokal, Isen Mulang berarti tidak pernah mundur. Ini merupakan moto Palangka Raya yang menggambarkan keberanian masyarakat setempat,
Event pariwisata yang menyajikan keanekaragaman budaya masyarakat Suku Dayak tersebut ternyata berhasil menarik minat wisatawan.
Baca juga: Isen Mulang, Semangat Hidup Suku Dayak
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng mencatat total ada 127.000 wisatawan dengan 41 orang wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke event tersebut.
Jumlah itu jauh lebih banyak dibanding tahun festival serupa di tahun 2018 yang hanya tembus di angka 20.000 pengunjung, dengan 30 orang diantaranya murupakan wisatawan asing.
“Suksesnya Festival Budaya Isen Mulang 2019 tak lepas dari salah satu kearifan lokal masyarakat Dayak Kalteng, yaitu ritual budaya minta tidak hujan saat acara berlangsung,” ungkap Guntur Talajan.
Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (26/6/2019), Ketua Pelaksana Calendar of Event Kemeterian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuty mengatakan, Festival Isen Mulang 2019 sangat efektif memperkenalkan Kalimantan Tengah secara utuh.
Ini karena, berbagai kegiatan yang digelar bukan hanya mengangkat soal seni budaya, tetapi juga potensi alam dan potensi pariwisata daerah setempat.
“Hampir semua kekayaan Kalimantan Tengah ditampilkan. Ini jelas menambah wawasan para pengunjung atau wisatawan luar daerah terkait Provinsi Kalteng,” katanya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menambahkan, konten yang dihadirkan pada Festival Isen Mulang kemarin memang lengkap.
Baca juga: Base dan Raga, Kerajinan Tangan Khas Masyarakat Dayak Bidayuh
"Terutama ragam budaya suku Dayak. Keunikan yang tersaji jelas memiliki daya tarik bagi wisatawan, ” jelasnya.
Melihat fakta itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berharap dapat menjadi momentum yang pas untuk membangkitkan industri pariwisata di Kalteng.
“Pariwisata Kalteng harus bangkit dan berkibar seperti daerah lain," ujar Menpar.