KOMPAS.com-Indonesia dinobatkan menjadi nomor 1 Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Keberhasilan itu kian lengkap setelah dinyatakan jika 5 dari 10 destinasi wisata halal terbaik dunia 2019 ada di Indonesia.
“Luar biasa. Semua indikator terbaik dimiliki ke-5 destinasi yang luar biasa ini,” ungkap Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (10/4/2019).
Lima destinasi tersebut adalah Lombok, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Jakarta, serta Sumatera Barat.
Adapun penilaian wisata halal pada 5 destinasi itu didasarkan pada aksesibilitas, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan.
Dalam penilaian itu, Lombok mendapatkan skor 70 atau naik 2 poin dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan positif juga didapatkan Sumatera Barat dan Jakarta. Tahun ini, destinasi halal Sumatera Barat mendapatkan 59 poin atau naik 4 angka dari 2018. Jakarta juga mendapatkan skor 59 atau naik 3 angka dari tahun sebelumnya.
“Posisi Lombok sebagai destinasi wisata terbaik dalam beberapa tahun terakhir memang luar biasa. Indikator aspeknya sangat bagus,” terang Menpar.
Lonjakan signifikan juga terlihat dari poin yang didapatkan Aceh dan Riau-Kepulauan Riau. Aceh menduduki posisi kedua dengan 66 poin.
Jumlah tersebut melonjak 9 angka dibandingkan 2018. Sedangkan Riau-Kepulauan Riau mendapat 62 poin atau surplus 13 angka dari 2018.
Lalu, wilayah Aceh didukung satu bandara internasional dan 12 bandara domestik. Ada 125 rute bus antar kota dan 1.069.032 kilometer area jalan.
Kemudian, Riau-Kepulauan Riau (Kepri) didukung dua bandara internasional, 84 rute bus, dan area jalan 1.374.004 kilometer.
Selain aksesibilitas, aspek komunikasi wilayah itu juga optimal. Stakeholder education Lombok memiliki 30 event, lalu jangkauan marketnya 50 event halal dengan 4 tipe brosur. Untuk digital marketingnya mengandalkan GenPI dan Poltekpar Lombok.
Sedangkan Aceh punya empat tipe brosur dan 10 event halal untuk market outreach-nya, lalu stakeholder education-nya ada 16 event. Digital marketingnya 100 persen GenPI.
“Aspek aksesibilitas di wilayah itu optimal. Bukan hanya kapasitasnya, melainkan kualitasnya juga bagus. Hal ini tentu sangat mendukung mobilitas dari wisatawan mancanegara,” kata Menpar.
Lombok didukung oleh 60 restoran halal bersertifkat dan 1.076 self claimed. Masjidnya berjumlah 8.456 bangunan dan ada 60 hotel dengan sertifikat halal. Wilayah ini ditopang oleh 25 situs heritage Islam, 98 moslem friendly attraction dari 161 atraksi, 7 islamic event, dan 11 paket tur halal.
Begitu pula dengan Jakarta. Wilayah ini memiliki 510 hotel dengan sertifikat halal, lalu 3.683 self claimed. Jumlah masjidnya sekitar 7.795 bangunan. Hotelnya masing-masing memiliki 5 tipe syariah, sertifikat dapur halal, dan no pork. Jakarta memiliki atraksi berupa 20 situs heritage Islam, 19 muslim friendly attraction, dan 11 islamic event.
“Indonesia adalah destinasi wisata halal yang luar biasa. Atraksi yang ditawarkan sangat menginspirasi. Fasilitas pendukungnya juga optimal. Semua kental dengan nuansa Islami,” papar Arief lagi.
Dengan dukungan fasilitas dan prasarana, pergerakan wisatawan di lima wilayah ini pun optimal. Pergerakan wisatawan mancanegara di Jakarta mencapai 2,8 juta dengan 2 juta orang di antaranya muslim.
Optimalisasi juga terlihat di Lombok dengan arus 1,2 juta wisatawan mancanegara dan 715.926 orang di antaranya muslim. Komitmen Lombok untuk wisata halal diperlihatkan dengan pengembangan 20 desa wisata, sosialisasi sertifikasi halal, dan fasilitas yang lain.
“Konsep wisata halal memberikan banyak value. Pergerakan wisatawan mancanegara otomatis naik karena semua aspek terjaga kualitasnya,” kata Arief.
Ia juga menyambungkan bahwa hal itu kemudian tak hanya menarik wisatawan mancanegara muslim, tapi juga non muslim.
“Kami tentu sangat berharap ada banyak destinasi yang dapat terus mengembangkan konsep wisata halalnya,” tutup Menpar.