Miliki Potensi Besar, Mendagri Yakin Indonesia Emas 2045 Bakal Tercapai

Kompas.com - 12/03/2025, 14:58 WIB
Dwinh,
I Jalaludin S

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meyakini visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai. 

Melihat tren pertumbuhan ekonomi nasional saat ini, kata dia, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045.

"Itu adalah trajektorinya. Pada 2025, Indonesia diperkirakan akan menjadi Indonesia Emas," ujarnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (12/3/2025). 

Dia menyampaikan itu saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (Rakortekrenbang) 2025 secara virtual dari Ruang Sidang Utama (RSU) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri ( Kemendagri), Jakarta, Rabu. 

Rapat tersebut juga dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy.

Tito menjelaskan, pada masa depan, persaingan antarnegara tidak lagi didominasi kekuatan konvensional, seperti militer, melainkan beralih ke kekuatan non-konvensional, terutama di bidang ekonomi. 

Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 2025: Di Tengah Kelesuan Ekonomi

Negara dengan tingkat produktivitas tinggi diprediksi akan mendominasi dunia.

Dalam konteks tersebut, Tito menilai Indonesia memiliki empat potensi besar yang dapat menjadi keunggulan kompetitif, yakni angkatan kerja yang besar, wilayah yang luas, sumber daya alam (SDA) yang melimpah, dan posisi geografis yang strategis.

"Kita juga memiliki bonus demografi. Sebanyak 68,7 persen penduduk Indonesia berada dalam usia produktif, yaitu berkisar antara 15 hingga 60 tahun," tambahnya.

Agar potensi tersebut dapat dimaksimalkan, Tito menekankan pentingnya optimalisasi bonus demografi agar tetap produktif, sehat, unggul, dan terampil. 

Apabila tidak dikelola dengan baik, kata dia, bonus demografi justru bisa menimbulkan berbagai masalah sosial, termasuk meningkatnya angka kriminalitas.

Baca juga: Polda Metro Ingatkan Kriminalitas Bakal Meningkat Saat Ramadhan, Ini Langkah Antisipasinya

Lebih lanjut, Tito juga mengajak semua pihak untuk optimistis terhadap potensi yang dimiliki Indonesia. 

Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas politik dan keamanan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kreasi dan inovasi kebijakan diperlukan untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Emas 2045.

"Yang paling utama adalah kekompakan antara pemerintah pusat dan daerah. Semua daerah, hingga tingkat desa, harus bergerak bersama," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Tito juga meminta agar pelaksanaan Rakortekrenbang 2025 dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah (pemda). Sebab, hasil dari rakor ini akan berdampak besar terhadap suksesnya visi Indonesia Emas 2045.

Baca juga: 5 Kades Bolos Musrenbang, Bupati Terpilih Situbondo Kecewa

"Saya berharap kita memiliki persepsi yang sama bahwa musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) pada tahun ini, termasuk Rakortekrenbang, adalah agenda perencanaan yang sangat menentukan," tandasnya.

Sebagai informasi, Rakortekrenbang tersebut dihadiri jajaran sekretaris daerah (sekda) serta perwakilan forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) dari seluruh Indonesia secara virtual.

Terkini Lainnya
Mendagri: Presiden Prabowo Apresiasi Seluruh Pihak yang Terlibat dalam Penanganan Longsor di Cilacap

Mendagri: Presiden Prabowo Apresiasi Seluruh Pihak yang Terlibat dalam Penanganan Longsor di Cilacap

Kemendagri
Tinjau Penanganan Longsor di Cilacap, Mendagri: Penanganannya Sudah Sistematis, Logistik Cukup

Tinjau Penanganan Longsor di Cilacap, Mendagri: Penanganannya Sudah Sistematis, Logistik Cukup

Kemendagri
Mendagri Minta Kepala Daerah Lakukan Langkah Strategis Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

Mendagri Minta Kepala Daerah Lakukan Langkah Strategis Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

Kemendagri
Mendagri: Dukung Ketahanan Pangan, Pemda Harus Buat Kebijakan Lindungi Persawahan

Mendagri: Dukung Ketahanan Pangan, Pemda Harus Buat Kebijakan Lindungi Persawahan

Kemendagri
Bertolak ke Cilacap, Mendagri Akan Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana

Bertolak ke Cilacap, Mendagri Akan Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana

Kemendagri
Wujudkan Pemerataan Pembangunan, Mendagri Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat Pembangunan di Daerah Perbatasan

Wujudkan Pemerataan Pembangunan, Mendagri Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat Pembangunan di Daerah Perbatasan

Kemendagri
Mendagri Tito Instruksikan Kepala Daerah Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Mendagri Tito Instruksikan Kepala Daerah Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Kemendagri
Mendagri Tito Hadiri Peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas

Mendagri Tito Hadiri Peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas

Kemendagri
Ketum TP-PKK Tekankan Penyamaan Pemahaman dan Konsistensi Pelaksanaan Hasil Rakernas X PKK 2025

Ketum TP-PKK Tekankan Penyamaan Pemahaman dan Konsistensi Pelaksanaan Hasil Rakernas X PKK 2025

Kemendagri
Mendagri Tekankan Pentingnya Hunian Layak dalam Rapat bersama Menteri PKP

Mendagri Tekankan Pentingnya Hunian Layak dalam Rapat bersama Menteri PKP

Kemendagri
Tito Karnavian Terima Gelar

Tito Karnavian Terima Gelar "Petua Panglima Hukom Nanggroe”, Ini Alasannya

Kemendagri
Mendagri Tito Terima Gelar Kehormatan

Mendagri Tito Terima Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh

Kemendagri
Mendagri Tito Terima Ucapan Selamat dari Gubernur Aceh atas Penganugerahan Gelar Adat dari Wali Nanggroe

Mendagri Tito Terima Ucapan Selamat dari Gubernur Aceh atas Penganugerahan Gelar Adat dari Wali Nanggroe

Kemendagri
Mendagri Tito: ASN yang Tangguh Jadi Penentu Ketahanan Negara

Mendagri Tito: ASN yang Tangguh Jadi Penentu Ketahanan Negara

Kemendagri
Mendagri: Penghargaan Kepala Daerah Penting untuk Bangun Iklim Kompetitif

Mendagri: Penghargaan Kepala Daerah Penting untuk Bangun Iklim Kompetitif

Kemendagri
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com