Kendalikan OPT Sejak Dini adalah "Kunci" Amankan Produksi Pertanian

Kompas.com - 09/10/2018, 14:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Petani sedang menyemprot pestisida untuk mencegah dan mengendalikan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan.DOK Humas Kementerian Pertanian RI Petani sedang menyemprot pestisida untuk mencegah dan mengendalikan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan.


KOMPAS.com
- Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor penyebab tidak tercapainya target produksi pertanian.

Makanya, untuk menekan serangan OPT harus dilakukan pengawalan sejak dini melalui pengamatan secara rutin, mulai dari persemaian sampai dipertanaman.

Pengamatan sendiri dipertanaman dimulai dari umur 2 Minggu Setelah Tanam (MST) hingga tanaman menjelang panen.

“Dengan melakukan pengamatan kita dapat mengetahui keberadaan awal OPT, baik itu intensitas serangan maupun populasi di suatu wilayah,” kata Kepala Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT), Tri Susetyo di Kerawang, Selasa (9/10/2018).

Dalam rilis yang Kompas.com terima, Tri menyatakan bahwa dengan mengetahui keberadaan awal OPT akan sangat menentukan keberhasilan panen.

Ini karena dengan diketahuinya intensitas atau populasi awal OPT, maka dapat segera melakukan tindakan pengendalian yang tepat dan akurat sehingga OPT dapat dikendalikan dengan baik.

BACA JUGAKementan Pastikan Pasokan Beras Aman dan Harganya Stabil

Sementara itu, Lilik Retnowati salah satu pejabat di BBPOPT mengatakan,  proses pengamatan OPT tidak hanya dilakukan oleh petugas pengamat hama. Malah lebih baik pengamatan dilakukan langsung oleh petani di lahannya.

“Kami mengedukasi petani agar pengetahuan, sikap dan keterampilan (PSK) petani berubah dan meningkat, utamanya petani melakukan pengamatan secara mandiri dan rutin di lahan usaha taninya. Agar tidak terjadi lagi kecolongan serangan OPT,” kata Liliek.

Secara terpisah salah seorang pemandu lapang dari BBPOPT, Yadi Kusmayadi mengatakan bahwa bimbingan teknis pengendalian (Bimtekdal) kepada kelompok tani sudah dilakukan secara berkesinambungan.

Para petani itu diberikan bimbingan selama satu musim tanam dengan Pola Sekolah Lapangan Pengelolaan Hama terpadu (SLPHT). Proses bimbingan ini dinilai paling efektif dalam proses pembelajaran.

Pada Musim Tanam (MT) 2018, BBPOPT telah melakukan pendampingan pengawalan OPT di semua kabupaten di Jawa Barat dan berkoordinasi dengan petugas setempat, POPT, PPL, Koortikab, Korluh.

Petani juga dipandu untuk melakukan pengamatan OPT secara mandiri dan rutin serta menyusun tindakan pengendalian dengan memahami 6 tepat dalam pemakaian pestisida sampai pemanfaatan musuh alami.

Pemandu lapangan dari Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) sedang mengamati hama di lahan pertanian padi milik petani. DOK Humas Kementerian Pertanian RI Pemandu lapangan dari Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) sedang mengamati hama di lahan pertanian padi milik petani.

Terbukti dengan adanya pendampingan ini intensitas serangan OPT tahun 2018 dapat dikendalikan.

Tercatat serangan OPT bulan Januari - September 2018, berdampak pada lahan petanian seluas 241.745 hektar (ha) dan puso seluas 2.393 ha. Angka puso ini menurun drastis sampai dengan 72,88 persen bila dibandingan tahun lalu, 

Pada bulan Januari - September 2017 serangan OPT telah menyebabkan berdampak pada lahan pertanian seluas 368.900 ha  dan puso seluas 8.892 ha. 

Salah satu kelompok tani yang berhasil menerapkan pengamatan rutin mandiri adalah Kelompok Tani Setia Asih 5, Desa Karang Setia, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi Jawa Barat.

BACA JUGADongkrak Produktivitas Sawit Rakyat, Kementan Gencarkan Peremajaan

 

“Hingga saat ini petani masih terus melakukan pengamatan secara rutin yang dilakukan seminggu sekali. Pengamatan rutin menjadikan OPT tidak berkembang, sehingga panen bisa sukses,” ungkap Unda Suhanda salah seorang petani alumni Bimtekdal.

Untuk itu, Unda menyatakan dirinya akan ikut mensosialisasikan ke anggota lain karena hasilnya sudah dirasakan secara nyata. Hasil panen saat ini (17 September 2018) menurutnya mencapai sebesar 7,5 ton/ha.

Hasil ini, jauh lebih tinggi dibandingkan panen sebelumnya yang hanya 1,2 ton/ha. Rendahnya hasil panen pada saat itu disebabkan adanya Zonk atau Klowor, yaitu penyakit virus kerdil rumput/ kerdil hampa yang ditularkan oleh Wereng Batang Coklat (WBC).

Kedepan, pengawalan OPT sejak dini diharapkan terus dilakukan oleh petugas BBPOPT yang bersinergi dengan petugas penyuluh lapangan dan kelompok tani agar panen di setiap musim berhasil.

"BBPOPT akan tetap konsisten mengawal daerah endemis OPT lainnya karena pengawalan OPT sejak dini sudah nyata mampu mengamankan produksi agar stabilitas produksi padi dapat kembali normal bahkan dapat meningkat," pungkas Tri.

Terkini Lainnya
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Kementan
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Kementan
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Kementan
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Kementan
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Kementan
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Kementan
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Kementan
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Kementan
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kementan
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Kementan
Kolaborasi Pemerintah dan Bulog Pastikan Ketersediaan Stok Pangan di Tangerang
Kolaborasi Pemerintah dan Bulog Pastikan Ketersediaan Stok Pangan di Tangerang
Kementan
Kuota Pupuk Bersubsidi di NTT Tambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kuota Pupuk Bersubsidi di NTT Tambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke