Sedimen Waduk Batujai Akan Dijadikan Miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa

Kompas.com - 31/05/2018, 11:34 WIB
Mikhael Gewati,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara satu (BWS NT1) Asdin Julaidy Asdin saat meninjau Bendungan dan Waduk Batujai di Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/5/2018).
Mikhael Gewati Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara satu (BWS NT1) Asdin Julaidy Asdin saat meninjau Bendungan dan Waduk Batujai di Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/5/2018).

 

LOMBOK, KOMPAS.com - Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara satu (BWS NT1) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Asdin Julaidy, mengatakan sedimen atau lumpur di Waduk Batujai akan digunakan untuk membangun miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa.

"Nanti bekas lapangan golf seluas 9 hektar (ha) yang dekat waduk dan milik pemerintah pusat akan dijadikan tempat sebagai pembuangan sedimen. Lalu sedimen akan digunakan sebagai material membangun miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa, “ ujar Asdin ketika melakukan kunjungan ke Bendungan Batujai, Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/5/2018).

Rencana Asdin itu berpihak pada fakta bahwa ketinggian sedimen Waduk Batujai yang mencapai 10 juta meter kubik. Dengan kapasitas volume tampung air waduk sebesar 25 juta meter kubik, maka daya tampung efektif Waduk Batujai sekarang hanya sekitar 15 juta meter kubik.

Ada pun untuk proses pengerukan sedimen, Asdin mengatakan, pihaknya akan melakukan sistem swakelola atau dilakukan sendiri. Dengan demikian, BWS NT1 bisa memantau langsung proses pengerukan lumpurnya.

"Jadi kami bisa pantau tiap hari, apakah jumlah lumpur yang diambil itu sebanding tidak dengan jumlah solar yang dikeluarkan untuk penggunaan alatnya," ujar Asdin.

Menurut dia, cara itu dipilih karena lebih efisien dibanding memprogramkan pengerukan besar-besaran dalam satu kali yang biasanya dilakukan oleh perusahaan rekanan.

Sedimen yang ada di Waduk Batujai adalah hasil dari pengendapan material yang terbawa oleh aliran Sungai Penunjak. Makanya ke depan, kata Asdin, BWS NT1 akan membuat penahan sedimen tak hanya di Sungai Penunjak, tetapi sungai-sungai lain yang terhubung ke bendungan dan waduk di NTB.

Bentuk penahan sedimen yang dibuat juga sederhana berupa bronjong, yaitu anyaman kawat baja berisi batu-batuan kali yang tersusun sepeti kotak atau balok. Dengan adanya bronjong ini maka material yang ada di sungai bisa tertahan sehingga tidak terbawa ke waduk.

(BACA JUGADua Bendungan Senilai Rp 2,5 Triliun Akan Dibangun di NTB Tahun Ini)

Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara satu (BWS NT1) Asdin Julaidy Asdin sedang menunjuk sedimen yang ada di Waduk Batujai di kota Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/5/2018).Mikhael Gewati Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara satu (BWS NT1) Asdin Julaidy Asdin sedang menunjuk sedimen yang ada di Waduk Batujai di kota Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/5/2018).
Asdin mengatakan, cara seperti itu dipilih karena biaya yang dikeluarkan lebih murah. Hingga saat ini, pihaknya sudah pula mencoba mengapikasikan penggunaan bronjong di Sungai Srigangge.

"Meski begitu pihaknya akan memperhitungkan dengan cermat seberapa dampaknya air itu naik bila banjir. Jadi jangan sampai bronjong yang kami pasang masalah menimbulkan banjir," ucapnya.

Selain masalah sedimentasi, keberadaan eceng gondok di waduk yang dibangun pada 1980 itu dapat mengurangi ketinggian air. Posisi Waduk Batujai yang ada di tengah Kota Praya membuat air di waduk terkontaminasi limbah rumah tangga sehingga memicu pertumbuhan eceng gondok.

Sebagai informasi limbah rumah tangga, terutama deterjen, dapat meningkatkan senyawa fosfat pada air. Hal ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.

Pertumbuhan tak terkendali dari kedua tanaman tersebut kemudian akan merusak kualitas air dan menyebabkan pendangkalan air di waduk.

Padahal, selain berfungsi sebagai untuk irigasi ke 3.140 Hektar (ha) sawah, Waduk Batujai juga menjadi sumber air baku (air yang dapat diolah menjadi air minum) dengan kapasitas 6 liter per detik.

Bantuan dari pemerintah

Nah, untuk mengatasi masalah itu Kementerian PUPR memberikan bantuan alat khusus bernama aquatic weed harvester untuk membersihkan eceng gondok kepada BWS NT1.

Dengan alat ini, Asdin melanjutkan, pembersihan eceng gondok dapat dilakukan dengan cepat. Rata-rata dalam satu jam aquatic weed harvester bisa membersihkan 1 hektar (ha) perairan waduk dari tanaman gulma tersebut.

"Jadi kami bisa maksimal membersihkan eceng gondok," katanya.

Selain bantuan tersebut, Kementerian PUPR memberikan 20 unit sepeda motor ke BWS NT1. Kendaraan ini akan digunakan para petugas pelaksana operator dan pemeliharaan bendungan untuk melakukan pengawasan terhadap areal bendungan di NTB.

(BACA JUGA: Maksimalkan Potensi Sumber Daya Air, Kompetensi SDM Mesti Ditingkatkan)

Kondisi Bendungan Batujai di kota Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/5/2018).Mikhael Gewati Kondisi Bendungan Batujai di kota Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/5/2018).
Kendaraan itu amat diperlukan mengingat luas wilayah bendungan dan waduk yang harus dijaga begitu besar. Asdin kemudian mencontohkan kompleks Bendungan Batujai yang bisa menghabiskan jarak kurang lebih 7,5 kilometer (KM) ketika mengelilinginya.

Untuk itu, selain bantuan tersebut, Asdin berharap pemerintah pusat memberikan perhatian khusus kepada pengelolaan bendungan, tak hanya di NTB tetap juga di Indonesia.

Minimal satu bendungan itu dipelihara oleh 5 tenaga penjaga, tidak seperti sekarang 1 orang untuk satu bendungan. Bahkan kata Asdin, di NTB ada satu orang yang menjaga 2 bendungan.

Belum lagi soal biaya operasional petugas-petugas pemeliharaan (OP) bendungan yang menjadi tanggungan pemerintah daerah (pemda).

"Di NTB ada 70 bendungan, kalau minimal 1 bendungan dijaga 5 orang petugas, maka 350 orang harus kami bayar," paparnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terkini Lainnya
Peringati Hari Air Dunia Ke-32, Ditjen SDA Gelar Rangkaian Aksi Wujudkan Air untuk Perdamaian
Peringati Hari Air Dunia Ke-32, Ditjen SDA Gelar Rangkaian Aksi Wujudkan Air untuk Perdamaian
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Ini Langkah Strategis Pemerintah Atasi Persoalan Air di Indonesia
Ini Langkah Strategis Pemerintah Atasi Persoalan Air di Indonesia
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Sedimen Waduk Batujai Akan Dijadikan Miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa
Sedimen Waduk Batujai Akan Dijadikan Miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Dua Bendungan Senilai Rp 2,5 Triliun Akan Dibangun di NTB Tahun Ini
Dua Bendungan Senilai Rp 2,5 Triliun Akan Dibangun di NTB Tahun Ini
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Maksimalkan Potensi Sumber Daya Air, Kompetensi SDM Mesti Ditingkatkan
Maksimalkan Potensi Sumber Daya Air, Kompetensi SDM Mesti Ditingkatkan
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Bagikan artikel ini melalui
Oke